Pak Amat Pantang Meludah di Depan Mayat

Pak Amat Pantang Meludah di Depan Mayat
Pak Amat di sebelah ambulans yang dipercayakan kepadanya, di kediamannya, Kecamatan Pontianak Kota, Senin (21/11). Foto: Iman Santosa/Rakyat Kalbar/JPNN.com

Ternyata, ibu pemulasara jenazah itu tidak sanggup memandikan karena terlalu bau. Terpaksalah Pak Amat yang menanganinya.

“Sebenarnya tidak boleh laki-laki memandikan perempuan,” jelasnya.

Setelah berkonsultasi dengan pihak keluarga dan pemuka agama akhirnya ia mendapatkan izin memandikan jenazah.

“Akhirnya saya mandikan sendiri, nyedok air sendiri, semua saya sendiri,” ucapnya.

Amat membagi resep jitu saat berhadapan dengan jenazah yang membusuk. “Saat masuk kamar, mulut kita agak kita buka, hiruplah bau tu, sekali dua kali tidak akan ada bau di hidung kita,” ajar dia.

Resep ini selalu berhasil untuk mengatasi bau busuk mayat yang menyengat sekalipun.

Justru Amat mengingatkan bahwa meludah di depan mayat adalah sikap yang ia anggap tidak sopan, dan pantang.

“Karena setiap orang meninggal rohnya masih memperhatikan kita,” ungkapnya.

PAK Amat, begitu biasa dipanggil. Dia sudah akrab dengan bau mayat. “Kalau leher baju terasa ditarik orang dari belakang, padahal di belakang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News