Pak Anies Harus Tahu, Penggali Makam Jenazah COVID-19 Mulai Tak Bersemangat

Pak Anies Harus Tahu, Penggali Makam Jenazah COVID-19 Mulai Tak Bersemangat
Petugas pemakaman mengali pusara untuk pemakaman jenazah pasien COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Jumat (10/7). Foto: ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA

jpnn.com, JAKARTA - Dana insentif yang dijanjikan Pemprov DKI Jakarta untuk penggali makam jenazah COVID-19 sebesar Rp 1 juta lebih per bulan hingga kini tak kunjung cair.

Para penggali makam pun mengaku mulai tak bersemangat untuk bekerja.

"Kalau dulu, kami masih kuat buat lubang baru cadangan tiap hari untuk jenazah COVID-19. Sekarang, tidak sanggup, nunggu saja kabar (jenazah) yang datang," ujar salah satu penggali makam berinisial HA saat ditemui di Jakarta, Kamis (13/8).

Ia mengakui, saat pandemi ini sebenarnya dia diharuskan siap siaga 24 jam terus-menerus menunggu datangnya jenazah sehingga hal itu sangat melelahkan.

Bahkan HA menyebut, di malam hari saat jenazah baru akan diantarkan, dia dan teman-temannya baru akan membuat makam baru.

Ia menjelaskan, dana insentif itu sangat dinantikan sebagai dukungan karena pekerjaannya berisiko tinggi tertular COVID-19 tetapi ternyata belum dibayarkan selama dua bulan.

Dengan demikian, tegasnya, proses pemakaman sedikit melambat, meski pasien meninggal akibat COVID-19 seharusnya dimakamkan tidak lebih dari empat jam.

"Dari bulan Juni belum dibayar," katanya.

Pekerjaan para penggali makam jenazah COVID-19 berisiko tinggi akan tertulari virus mematikan itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News