Pak Harto Hanya Gunakan 2 Kriteria saat Memilih Menteri

Pak Harto Hanya Gunakan 2 Kriteria saat Memilih Menteri
Arbi Sanit. Foto: Istimewa for JPNN.com

Adapun syarat terakhir yakni mereka yang berasal dari Golkar. Menurut Arbi, untuk ketentuan yang terakhir itu, Soeharto betul-betul konsisten pada pengaderan partai pendukungnya.

BACA JUGA: PA 212 Langsung Memuji Surya Paloh, Begini Kalimatnya

Arbi melihat, komitmen yang dipegang Soeharto berbuah manis. Terutama dalam menunjang kerja-kerja pemerintahan di era orde baru. “Stabilitas politiknya terjamin, stabilitas pemerintahan terjamin, dan tujuan-tujuan pemerintah, program-program pemerintah terlaksana seefektif mungkin,” ucapnya.

Dia menilai konsistensi Pak Harto itulah yang membuat orkestrasi kabinet berjalan sesuai keinginan, terutama dalam menggenjot pembangunan di Tanah Air. Artinya, kata Arbi, akan berbeda ceritanya jika Soeharto sembarangan memilih menteri. Arbi melihat pemerintahan Soeharto paling stabil sepanjang sejarah Indonesia.

Sementara, Pengamat politik sekaligus CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali, menyebutkan terdapat tiga nama menteri yang pantas masuk kembali pada jajaran kabinet baru Presiden Joko Widodo. “Saya melihat beberapa orang punya prestasi yang bagus membantu presiden pada kabinet, dan seharusnya bisa dilanjutkan ke periode berikutnya,” kata Hasanuddin.

Pertama yakni Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Sejak pertama menjabat ia mulai berakselerasi, terutama soal menekan jumlah pencurian ikan di teritorial laut Indonesia.

Kedua, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang selama periode jabatanya di Kabinet Kerja pertama, ia dianggap mampu menjaga kondisi fiskal dan defisit anggaran.

Ketiga, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dia dinilai berhasil merealisasikan misi pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama yang fokus terhadap pembangunan infrastruktur.

Pembicaraan mengenai calon menteri di kabinet Jokowi – Ma’ruf semakin menghangat, Arbi Sanit mengingatkan Jokowi jangan terapkan politik kompromi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News