Pak Hasto: Magdalena Kastinah Dipenjara dari Kota ke Kota, Udin Bernas Meregang Nyawa

Pak Hasto: Magdalena Kastinah Dipenjara dari Kota ke Kota, Udin Bernas Meregang Nyawa
Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

"Dia tak paham mengapa dipenjara, dia tak tahu apa kesalahannya. Dia juga tidak melakukan kejahatan," kata Hasto.

Kisah memilukan tersebut dilalui Kastinah akibat dituduh menjadi atau tergabung dalam organisasi perempuan yang dianggap berbahaya.

Hingga kini keadilan menjadi barang yang sangat mahal bagi Kastinah. Ditambah lagi hingga saat ini nama baiknya tidak pernah dipulihkan.

Tak sampai di situ, Pak Hasto juga kembali mengenang kisah kematian Fuad Muhammad Syarifuddin (Udin Bernas) jurnalis dari Harian Nasional yang tewas dibunuh seusai menulis berita tentang dugaan korupsi proyek pengerjaan jalan.

"Dia meregang nyawa karena sikap kritisnya. Kebenarannya telah menuntunnya pada laporan terakhir tentang dugaan korupsi pembangunan jalan," kenang Hasto.

Tulisan yang diberi judul "Proyek jalan dua kilometer hanya dikerjakan 1,2 kilometer" terbit sehari sebelum Udin meregang nyawa.

Dari peristiwa tersebut dapat dipahami bahwa untuk menguak tabir korupsi memang membutuhkan nyali yang besar sebagaimana yang dilakukan Udin.

"Melaporkan dan menjadi saksi untuk kasus korupsi sama saja menantang maut," ujar dia mengenang keberanian Udin.

Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo mengenang kisah pilu yang dialami Iwan Setiawan, Magdalena Kastinah, sampai Udin Bernas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News