Pak Ngateman

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pak Ngateman
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: Ricardo/JPNN.com

Dalam berbagai kesempatan Jokowi mengaku biasa menerima kritik sekeras apa pun. Ia mengkritik polisi yang menghapus mural yang bergambar sosok mirip Jokowi yang belakangan banyak bermunculan.

Menurut Jokowi kritik mural seperti itu adalah hal kecil yang sudah biasa dia hadapi sehari-hari. Karena itu polisi tidak perlu bertindak berlebihan.

Secara retoris Jokowi sering mengatakan bahwa siapa pun bebas melakukan kritik. Namun, reaksi Istana terhadap kritik Anwar Abbas--seperti yang ditunjukkan oleh Ngabalin--membuktikan bahwa Istana masih merasa risi oleh kritik, dan masih tetap bereaksi keras terhadap kritik-kritik keras.

Pak Ngateman memilih caranya sendiri dalam melontarkan kritik. Mungkin dia tidak tahu bahwa dia punya perwakilan di parlemen yang bisa menyuarakan kritiknya.

Mungkin Pak Ngateman sudah pernah menemui anggota dewan untuk menyampaikan keluhan, tetapi tidak ada perubahan.

Karena itu Pak Ngateman memakai caranya sendiri untuk menyampaikan protesnya. Dia langsung melemparkan materi protes itu ke arah Jokowi.

Dia tahu bahwa surat itu bisa dikirim melalui pos atau cara pengiriman lainnya. Namun, dia tahu bahwa cara itu akan sia-sia karena belum tentu akan sampai kepada Jokowi.

Pak Ngateman memakai caranya sendiri untuk menyampakian protesnya. Mungkin akan bermunculan Ngateman lain yang akan melakukan protes dengan cara-cara baru yang lebih mengejutkan. (*)

Video Terpopuler Hari ini:

Pak Ngateman bukan Jusuf Ismail atau Lee Harvey Oswald. Pak Ngateman tidak melempar granat.


Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News