Paling Mahal Buku Pram, Yang Istimewa Karya Tan Malaka

Paling Mahal Buku Pram, Yang Istimewa Karya Tan Malaka
TAK DIJUAL: Harri Purnomo dan buku-buku langkanya yang dipamerkan dalam Festival Pembaca Indonesia di Jakarta pekan lalu. F-Agung maryana/Jawa Pos
Buku-buku berhaluan kiri yang sempat menjadi momok Orba, antara lain, karya D.N. Aidit, Tan Malaka, dan Pramoedya Ananta Toer. Buku-buku tersebut pernah diberedel dan distigma sebagai buku propaganda komunis. "Ketika buku-buku itu diberedel dan dibakar pada 1965, yang tersisa jadi sangat jarang. Buku-buku koleksi saya ini adalah yang selamat dari tragedi itu," jelasnya.

 

Buku-buku D.N. Aidit termasuk yang amat langka. Kalaupun ada, buku tersebut tidak berbentuk karangan asli, melainkan berformat seri pemikiran sejarah atau biografi tokoh pergerakan (PKI).

 

Gieb mengakui, tulisan para pemikir dengan label ekstrem kiri tersebut kini jarang dipublikasikan secara masif. Salah satunya karena tidak sesuai dengan selera pasar. "Pasar buku (kiri) memang tipis banget. Bisa dihitung dengan jari. Umumnya kolektor," tutur dia.

 

Penerbit buku-buku kiri setali tiga uang. Jarang yang punya modal kuat sehingga berani "melawan arus" pasar. "Bahkan, tahun depan ada yang mau tutup karena tak kuat lagi."

 

Konsistensi Harri Purnomo mendalami literasi "sayap kiri" belum tertandingi di Indonesia. Setidaknya, dia telah mengoleksi serta "menghabiskan"

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News