Panas Nyata

Oleh: Dahlan Iskan

Panas Nyata
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Negara penghasil minyak memang selalu menentang penyebutan kata "energi fosil". Begitu kata itu disebutkan, pintu masuk memang seperti terbuka: energi fosil sebagai tertuduh utama penyebab terjadinya pemanasan global.

Baca Juga:

Di Dubai untuk kali pertama kata "energi fosil" masuk dalam pernyataan akhir.

Bukan main meningkatnya kesibukan di KTT di hari terakhir. Orang seperti John Kerry, utusan Amerika Serikat, jadi bola pingpongnya.

Pun Sultan Jaber dari UEA. Jerih payah mereka berhasil. John Kerry sudah meraih Hadiah Nobel Perdamaian di peran pentingnya di Paris. Sultan Jabir punya potensi untuk diusulkan berikutnya.

Kesepakatan lain adalah masuknya kata "penggunaan dan produksi energi fosil harus diturunkan". Kata "diturunkan" memang tidak sekeras "dihentikan", tetapi dianggap sudah sangat konkret dibanding hanya kata-kata mengambang sebelumnya.

Memang Kelompok 100 Negara ngotot agar digunakan kata yang lebih tegas dan keras: "dihentikan". Maksudnya: penggunaan energi fosil harus dihentikan. Tetapi kelompok negara penghasil minyak menentangnya dengan sangat keras.

"Komandan" kelompok ini adalah Arab Saudi. Didukung oleh Iran dan Iraq. Mereka mengerahkan juru lobby ke arena KTT.

UAE sebenarnya di kelompok ini. Namun, UAE paling siap untuk beralih ke green energy. Toh, waktunya masih cukup panjang untuk menyiapkan diri: 2050.

DEBAT calon presiden kemarin kalah seru dengan tawar-menawar di antara 200 negara yang hadir di KTT COP28 di Dubai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News