Pangan dan Energi Dinilai sebagai Ancaman Negara ASEAN
Sabtu, 07 Mei 2011 – 11:12 WIB
EKONOMI - Menko Ekonomi Hatta Rajasa bersama Wamendag Mahendra Siregar dalam jumpa pers di sela-sela KTT ASEAN di JCC, Jumat (6/5) kemarin. Foto: Arsito/JPNN.
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memasukkan masalah pangan dan energi sebagai isu utama yang harus diperhatikan oleh negara-negara ASEAN. Dalam pidato pembukaannya di KTT ASEAN (ASEAN Summit) ke-18, Sabtu (7/5) pagi, di Balai Sidang Jakarta (JCC), SBY menegaskan bahwa persoalan pangan dan energi tersebut sangat krusial. Sehubungan dengan itu, salah satu langkah cepat yang perlu diambil, menurut SBY, adalah dengan melaksanakan ASEAN Integrated Food Security Framework (Kerangka Kerja Ketahanan Pangan Terpadu) secara komprehensif. Terutama dalam wujud penelitian dan pengembangan, begitu juga investasi dalam bidang pangan.
SBY antara lain memaparkan bahwa jumlah penduduk dunia secara global, diprediksi akan tumbuh pesat dari 7 miliar jiwa yang ada saat ini, menjadi 9 miliar jiwa pada tahun 2045. Dengan pertumbuhan demikian pesat menurutnya, maka diprediksi jika negara-negara di dunia akan menghadapi kompetisi untuk memperoleh sumber-sumber pangan mereka.
Baca Juga:
"Saat ini saja, kita sudah menghadapi harga pangan dan energi yang sangat fluktuatif, cenderung meningkat di pasar dunia. Karena itu, perlu kerjasama nyata di antara negara ASEAN (untuk menghadapinya)," ujar SBY.
Baca Juga:
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memasukkan masalah pangan dan energi sebagai isu utama yang harus diperhatikan oleh negara-negara
BERITA TERKAIT
- Panen Padi 600 Hektare di Karawang, Pramono Sebut untuk Kebutuhan Warga Jakarta
- Nestle Dukung Pendidikan Nasional lewat Dancow Indonesia Cerdas
- Layanan Transfer Antarbank RTOL di JakOne Mobile Kembali Normal
- Harga Pangan Hari Ini Cukup Baik, Mak-Mak Pasti Senang
- LPCK Catat Pra-Penjualan Rp 323 Miliar di Awal 2025, Andalkan Hunian Terjangkau
- Bank Raya Bukukan Laba Bersih Rp 16,92 Miliar, Ini Penopangnya