Pangan dan Energi Dinilai sebagai Ancaman Negara ASEAN

Pangan dan Energi Dinilai sebagai Ancaman Negara ASEAN
EKONOMI - Menko Ekonomi Hatta Rajasa bersama Wamendag Mahendra Siregar dalam jumpa pers di sela-sela KTT ASEAN di JCC, Jumat (6/5) kemarin. Foto: Arsito/JPNN.
Sedangkan untuk energi, negara-negara ASEAN menurut SBY sudah saatnya meningkatkan keanekaragaman pasokan energi, sekaligus mengurangi konsumsi energi yang berdampak negatif pada lingkungan. Dalam hal ini, SBY menila bahwa salah satu yang terpenting adalah pemanfaatan energi terbarukan.

"Kita mesti memberikan perhatian yang amat serius untuk kerjasama dan upaya nyata mengatasi gejolak harga pangan dan energi dunia. Karena dampaknya sangat buruk bagi kesejahteraan rakyat dan angka kemiskinan," ungkap SBY pula.

Sebelumnya, dalam jumpa pers Jumat (6/5) kemarin di JCC, Menko Perekonomian Hatta Rajasa pun sudah sempat mengungkapkan sedikit banyak soal fokus perhatian terhadap food security dan energy security ini. Secara lebih spesifik, Hatta juga sempat memaparkan beberapa hal menyangkut rice reserve (cadangan beras), sebagai salah satu bagian dari food security.

"Rice reserve ini semula memang dirancang sebagai cadangan saja (untuk emergency). Tapi dalam perkembangannya, termasuk dalam pertemuan tadi (ASEAN Economic Ministers Meeting, Red) juga muncul usulan untuk mempertimbangkan kondisi vulnerable (rapuh), misalnya ketika di satu negara harganya harus melonjak tinggi," paparnya.

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memasukkan masalah pangan dan energi sebagai isu utama yang harus diperhatikan oleh negara-negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News