Panglima TNI: Pancasila Tidak Boleh Diubah

Presiden I RI Soekarno dan Presiden Jokowi mengingatkan kita harus waspada

Panglima TNI: Pancasila Tidak Boleh Diubah
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan pembekalan kepada peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Hanura di The Stone Hotel, Jalan Raya Pantai Kuta, Banjar Legian Kelod, Bali. Foto: Puspen TNI

jpnn.com, BALI - Pancasila sebagai ideologi negara tidak boleh diubah dan sudah final. Pancasila dirumuskan dengan nilai-nilai Ketuhanan yang sudah disepakati oleh para pemuka agama pada awal kemerdekaan.

Penegasan itu disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di hadapan 1.651 peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Hanura di The Stone Hotel, Jalan Raya Pantai Kuta, Banjar Legian Kelod, Bali, Jumat (4/8).

“Untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara Republik Indonesia sepanjang masa kita harus menguatkan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Inilah landasan dan semangat kebangsaan yang harus kita yakini dan Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kuat,” tegas Jenderal Gatot Nurmantyo.

Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri bangsa yang kemudian sering disebut sebagai sebuah Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.

“Kalau ada Ulama, Pendeta atau siapapun dia yang akan mengubah Pancasila dengan ideologi lain, dia pasti orang-orang yang sudah disusupi dari luar dan dibayar untuk merusak atau memecah belah bangsa Indonesia,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Jenderal Gatot menyampaikan pula bahwa perkembangan penduduk dunia luar biasa, sementara itu energi dan pangan makin berkurang. Hal ini dapat menyebabkan persaingan global antar negara di dunia, karena dunia tidak bertambah luas tetapi semakin sempit.

“Apabila hal ini tidak terkontrol, dikhawatirkan kebutuhan sumber daya alam berupa energi dan pangan dimasa mendatang akan menimbulkan konflik,” katanya.

Panglima TNI menambahkan bahwa menurut teori Maltus (1798) perkembangan populasi penduduk meningkat seperti deret ukur, sedangkan ketersediaan pangan meningkat ibarat deret hitung. Apabila garis pertambahan penduduk dengan garis ketersediaan pangan bersinggungan di suatu titik, maka disitulah terjadinya titik kritis.

“Kalau kita analisa teori tersebut maka ketersediaan pangan dan energi akan sangat terbatas, karena jumlah penduduknya berkembang secara pesat, ini merupakan warning bagi Indonesia dimasa yang akan datang,” ungkapnya.

Panglima TNI mengatakan bahwa Bung Karno pernah mengingatkan kita tentang kekayaan alam Indonesia akan membuat iri negara-negara lain di dunia. Demikian juga Presiden RI Joko Widodo pada saat disumpah di Senayan dalam sambutannnya mengatakan kaya akan sumber daya alam justru akan menjadi petaka.

“Jadi Presiden RI Pertama dan Presiden RI saat ini mengingatkan kita semuanya harus waspada,” tutupnya.(fri/jpnn)


Pancasila sebagai ideologi negara tidak boleh diubah dan sudah final. Pancasila dirumuskan dengan nilai-nilai Ketuhanan yang sudah disepakati oleh


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News