Para Ahli Waris Korban Pembantaian Rawagede setelah Belanda Meminta Maaf dan Berikan Kompensasi

Sungkan Numpang Terus, Ingin Beli Rumah Sendiri

Para Ahli Waris Korban Pembantaian Rawagede setelah Belanda Meminta Maaf dan Berikan Kompensasi
Duta Besar Belanda Tjreed de Zwaan, Bupati Karawang Drs Ade Swara, serta pengacara korban Rawagede, Liesbeth Zegveld menyalami para janda korban pembataian Rawagede, Karawang, Jumat (9/12). Foto: Engkus Kusnadi/ Pasundan Ekspres/JPNN

"Saya sudah tua, tapi belum punya tempat tinggal tetap. Rencananya uang itu saya belikan rumah dan sisanya untuk hidup sehari-hari," ungkap Laksmi yang saat pembantaian terjadi sedang mengandung tujuh bulan.

 

Peristiwa Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dini hari. Ketika itu, tentara Belanda memburu Kapten Lukas Kustario, komandan kompi Siliwangi, yang berkali-kali berhasil menyerang patroli dan pos-pos militer Belanda.

Karena tak menemukan yang dicari, tentara Belanda melakukan penggeledahan dan pembersihan. Seluruh pria dewasa di kampung tersebut dieksekusi hingga tanpa sisa.

 

Para perempuan dan anak-anak yang takut mengurung diri di dalam rumah. Mereka baru berani keluar rumah ketika tentara Belanda telah pergi.

Pemerintah Belanda akhirnya meminta maaf secara langsung kepada warga Rawagede, Karawang, Jabar. Di depan warga yang sedang memperingati 64 tahun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News