Para Ahli Waris Korban Pembantaian Rawagede setelah Belanda Meminta Maaf dan Berikan Kompensasi
Sungkan Numpang Terus, Ingin Beli Rumah Sendiri
Sabtu, 10 Desember 2011 – 10:31 WIB
De Zwaan mengaku hadir di Rawagede tidak hanya mewakili Kerajaan Belanda, tapi juga didukung parlemen Belanda serta masyarakat negeri tersebut. Menurut dia, 9 Desember 1947 merupakan hari paling menyedihkan bagi warga Rawagede. "Suatu hari yang sangat menyedihkan bagi Anda semua dan sebuah contoh yang mencolok tentang bagaimana hubungan Indonesia dan Belanda pada waktu itu berjalan di arah yang keliru," ungkapnya.
Lantas, bagaimana sikap keluarga korban atas permintaan maaf tersebut" Cawi, 90, salah seorang janda korban, mengaku bisa memaafkan kekejaman tentara Belanda tersebut. "Biar yang dulu mah, yang penting mah sekarang," katanya pelan.
Dia juga menyatakan senang atas diberikannya kompensasi uang. "Ibu berencana menggunakan uang itu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ujarnya
Laksmi, 90, yang juga kehilangan keluarga dalam peristiwa tersebut bersikap sama dengan Cawi. Dia berharap uang kompensasi tersebut bisa digunakan untuk membeli rumah. Sebab, selama ini, dirinya terus menumpang di rumah sanak saudara.
Pemerintah Belanda akhirnya meminta maaf secara langsung kepada warga Rawagede, Karawang, Jabar. Di depan warga yang sedang memperingati 64 tahun
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor