Para Ahli Waris Korban Pembantaian Rawagede setelah Belanda Meminta Maaf dan Berikan Kompensasi

Sungkan Numpang Terus, Ingin Beli Rumah Sendiri

Para Ahli Waris Korban Pembantaian Rawagede setelah Belanda Meminta Maaf dan Berikan Kompensasi
Duta Besar Belanda Tjreed de Zwaan, Bupati Karawang Drs Ade Swara, serta pengacara korban Rawagede, Liesbeth Zegveld menyalami para janda korban pembataian Rawagede, Karawang, Jumat (9/12). Foto: Engkus Kusnadi/ Pasundan Ekspres/JPNN
 

De Zwaan mengaku hadir di Rawagede tidak hanya mewakili Kerajaan Belanda, tapi juga didukung parlemen Belanda serta masyarakat negeri tersebut. Menurut dia, 9 Desember 1947 merupakan hari paling menyedihkan bagi warga Rawagede. "Suatu hari yang sangat menyedihkan bagi Anda semua dan sebuah contoh yang mencolok tentang bagaimana hubungan Indonesia dan Belanda pada waktu itu berjalan di arah yang keliru," ungkapnya.

 

Lantas, bagaimana sikap keluarga korban atas permintaan maaf tersebut" Cawi, 90, salah seorang janda korban, mengaku bisa memaafkan kekejaman tentara Belanda tersebut. "Biar yang dulu mah, yang penting mah sekarang," katanya pelan.

 

Dia juga menyatakan senang atas diberikannya kompensasi uang. "Ibu berencana menggunakan uang itu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ujarnya

 

Laksmi, 90, yang juga kehilangan keluarga dalam peristiwa tersebut bersikap sama dengan Cawi. Dia berharap uang kompensasi tersebut bisa digunakan untuk membeli rumah. Sebab, selama ini, dirinya terus menumpang di rumah sanak saudara.

Pemerintah Belanda akhirnya meminta maaf secara langsung kepada warga Rawagede, Karawang, Jabar. Di depan warga yang sedang memperingati 64 tahun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News