Para Kepala Desa Ikut Pusing Banyak Anak Warga Terhalang Aturan PPDB Sistem Zonasi

Para Kepala Desa Ikut Pusing Banyak Anak Warga Terhalang Aturan PPDB Sistem Zonasi
Sejumlah anak dan orang tua menunggu sejak subuh dibukanya loket Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMK1 Negeri Bojonggede, Kabupaten Bogor, Rabu (19/6). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Saat ini masyarakat belum bisa menerima,'' kata Ketua Dewan Pendidikan Sidoarjo Musahili.

BACA JUGA : Zonasi PPDB Bongkar Jual Beli Kursi di Sekolah Favorit

Tujuan sistem zonasi ialah pemerataan pendidikan. Kenyataan di lapangan tidak demikian. Sebab, jumlah sekolah di Kabupaten Sidoarjo masih terbatas.

Misalnya, SMA negeri. Anak dari Tulangan, Sukodono, dan kecamatan lain yang tidak punya SMAN tidak mungkin bisa bersekolah di SMA negeri.

"Sampai kapan pun tidak akan bisa diterima,'' katanya.

Orang tua, lanjut Musahili, sampai nangis-nangis. Bahkan, mau demonstrasi. Menurut dia, seharusnya jumlah dan kualitas SMA merata dulu. Akibat sistem zonasi, sekolah yang sudah sangat bisa menurun.

Musahili juga menyoroti surat keterangan domisili. Penduduk Sidoarjo itu urban. Banyak pendatang atau warga pindahan.

Harits Urdha, salah satunya. Saat ini dia tinggal di Desa Sidokerto, Buduran. Namun, alamat di kartu keluarga (KK) masih Sedati.

Para orang tua meluapkan kekecewaan mereka terkait PPDB sistem zonasi pada dewan pendidikan melalui forum kepala desa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News