Paradigma Baru Golkar Belum di Jalurnya

Paradigma Baru Golkar Belum di Jalurnya
Paradigma Baru Golkar Belum di Jalurnya
JAKARTA - Pengamat politik dari Reform Institute, Yudi Latief, menilai paradigma baru Golkar di era reformasi belum di jalurnya. Bahkan yang saat ini terjadi katanya, Golkar justru tengah mengalami proses penuaan karena gagal dalam melakukan regenerasi.

"Kalau ingin paradigma baru itu kembali di jalurnya, elit Golkar harus punya leadership yang baik dan kapabel. Tidak seperti kondisi sekarang, di mana Golkar bertumpu pada figur kapatalisme ketimbang sosok yang berjuang untuk sebuah perubahan bersama," kata Yudi dalam diskusi "Masa Depan Partai Golkar", di press room DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/7).

Jika proses ini tidak dihentikan melalui mekanisme tertinggi pengambilan keputusan seperti Musyawarah Nasional (Munas), Golkar menurut Yudi, akan terjerembab ke dalam fenomena privatisasi partai. "Berangkat dari fenomena tersebut, sangat tidak masuk akal calon presiden yang akan diusung Golkar bisa diterima rakyat. Karena ada fragmentasi di dalam Golkar sendiri, bukannya melawan capres lain," ujar Yudi Latief pula.

Menjawab pertanyaan apakah sukses yang diraih Partai Demokrat (PD) sebagai parpol pendatang baru yang secara signifikan berhasil memenangkan pemilu legislatif dan pilpres, sementara belum punya jaringan kuat hingga ke tingkat kecamatan, Yudi menyebut bahwa kemenangan PD itu dimungkinkan karena adanya instrumen dan infrastruktur di luar partai yang bekerja secara efisien dan efektif.

JAKARTA - Pengamat politik dari Reform Institute, Yudi Latief, menilai paradigma baru Golkar di era reformasi belum di jalurnya. Bahkan yang saat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News