Paspor Vanuatu Milik Warga Suriah Dibatalkan Setelah Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi Pada Bisnisnya

Selain itu, menurut Profesor Howes, nilai paspor Vanuatu akan sangat menurun sehingga menyulitkan warganya untuk bepergian ke negara lain.
"Warga Vanuatu mungkin juga menderita jika negara lain memutuskan bahwa mereka tidak percaya bahwa pemegang paspor Vanuatu yang valid, padahal dia adalah warga negara Vanuatu yang sah," katanya.
Di sisi lain, jika Vanuatu menghentikan penjualan paspor ini, maka mereka akan kehilangan pendapatan yang dibutuhkan selama krisis ekonomi terkait pandemi.
Profesor Howes mengatakan pemerintah perlu mereformasi dan memperketat proses permohonan paspor.
Pembatalan paspor pengusaha asal Suriah seperti yang dialami Abdul, katanya, akan menunjukkan bahwa Vanuatu "tidak akan mengambil sembarang orang menjadi warganya".
Ditambahkan, tak semua orang yang menginginkan kewarganegaraan Vanuatu dan mampu membelinya merupakan orang yang berkarakter buruk.
"Perhatikan faktor ketidakpastian di Tiongkok, sehingga beberapa orang di sana hanya menginginkan adanya jaring pengaman," katanya.
"Jadi menurut saya, seseorang tidak menjadi kriminal hanya karena ingin membeli kewarganegaraan (Vanuatu)," paparnya.
Sekitar 35 persen pendapatan Vanuatu kini berasal dari program kewarganegaraannya
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Bea Cukai Tanjung Priok Fasilitasi Ekspor 10 Ton Galvanize ke Amerika Serikat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM