Pastor Gregorius Soetomo: Kalau Ramadan, Saya Diajak Berbuka Puasa Bersama

Pastor Gregorius Soetomo: Kalau Ramadan, Saya Diajak Berbuka Puasa Bersama
Gregorius Soetomo di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Foto: Glandy Burnama/Jawa Pos

Nasihat pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, juga menggerakkan Greg. Yakni, pemuka dan umat Katolik harus membentangkan jembatan dialog dengan umat agama lain, alih-alih membentengi diri.

Filosofi hidup Greg pun semakin membuat dirinya mantap untuk mencoba mendalami agama Islam dan menjalin relasi lintas agama.

”Hidup saya harus diisi dengan kebaikan dan perdamaian, termasuk dengan umat Islam,” tutur dia.

Sejak kecil pun, hidup Greg sudah lekat dengan keberagaman. Di lingkungan asalnya, Greg berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai etnis dan agama. Pikiran Greg pun semakin terbuka dengan keberadaan agama lain.

Sifat toleran dan kekeluargaan dalam dirinya pun terpupuk sejak dini. ”Rasanya bahagia sekali kalau kita semua bisa hidup berdampingan dalam damai, apa pun agamanya,” tambahnya.

Greg cukup aktif terjun dalam pelayanan dan kegiatan lintas agama. Mulai terlibat dalam jaringan komunikasi lembaga riset Islam, melakukan kegiatan live-in atau hidup bersama di sejumlah pondok pesantren (ponpes), hingga mengikuti kegiatan dialog lintas agama di Jordania, Austria, dan India. Sejumlah buku dan paper seputar hubungan lintas agama pun rajin dia buat serta publikasikan.

Puncaknya, menjelang 2013, keinginan Greg untuk membangun persaudaraan Islam dan Katolik semakin kuat.

Agar bisa berkontribusi terhadap dialog perdamaian lintas agama, Greg merasa bahwa dirinya harus terlebih dahulu mendalami agama Islam.

Pastor Gregorius Soetomo SJ telah menuntaskan studi S-3 bidang pengkajian Islam di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, akhir Mei lalu, dengan predikat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News