Pasukan Saleh Bombardir Para Tetua Suku

Pasukan Saleh Bombardir Para Tetua Suku
Pasukan Saleh Bombardir Para Tetua Suku
Tapi, harga yang harus dibayar kelompok pro-oposisi dalam bentrok di al-Fardha Nehem tersebut tidak murah. Menurut Saif, tak kurang dari 12 pejuang Suku Hashid tewas dalam bentrok kemarin. Sebab, mereka harus menghadapi pasukan pemerintah yang didukung sejumlah pesawat pengebom. Selain serangan bertubi-tubi di darat, para pejuang Suku Hashid juga harus mewaspadai bom dari udara.

Terpisah, Sheikh Sadiq al-Ahmar, ketua Federasi Suku Hashid sekaligus tetua suku paling berpengaruh di ibu kota, mengatakan bahwa sebenarnya kedua belah pihak sudah menyepakati gencatan senjata. Gencatan senjata itu menjadi langkah awal bagi kedua belah pihak untuk melangsungkan mediasi. "Jika rezim Saleh menghendaki revolusi damai, kami siap. Tapi, jika mereka memilih perang, kami pun siap," tandasnya.

Kemarin, tak kurang dari 30 pejuang Suku Hashid dimakamkan di Sanaa. Mereka hanyalah sebagian dari puluhan korban kekejian pasukan Saleh yang tak henti merepresi oposisi sejak kali pertama revolusi sipil meletus di Yaman. Bahkan, ancaman sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) pun tak sedikitpun menyurutkan niat Saleh untuk membungkam suara mereka yang menuntut dia mundur.

Saat oposisi menjadi semakin kuat karena terus menuai dukungan rakyat, Saleh tak mau kalah. Dia melakukan berbagai cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa pengaruhnya masih kuat. Kemarin, lewat SMS, kubu Saleh mengundang para pendukungnya menghadiri aksi damai bertajuk "Friday of Law and Order." Pada hari yang sama, oposisi menyerukan aksi "Friday of Peaceful Revolution" lewat Facebook.

SANAA - Presiden Ali Abdullah Saleh sama sekali tak mengindahkan seruan masyarakat internasional. Sehari setelah memerintahkan penangkapan para tetua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News