Patolog Australia: Pembuktian Kematian Mirna Masih Lemah

Patolog Australia: Pembuktian Kematian Mirna Masih Lemah
Ahli patologi asal Australia Prof Dr Beng Ong bersaksi pada sidang kasus pembunuhan berencana Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (5/9). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA -  Patolog Forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Queensland, Australia, Beng Beng Ong menilai pembuktian Wayan Mirna Salihin tewas karena sianida bersifat lemah. 

Sebab, kesimpulan Mirna kena sianida baru disimpulkan lewat pengambilan liur lambung, empedu, hati, dan urine.

"Apabila orang meninggal karena sianida, seharusnya hasil pemeriksaan sianida dalam darah dan dalam organ tubuh bagian dalam," katanya memberikan keterangan yang diucapkan oleh penerjemah, dalam sidang perkara kematian Wayan Mirna Salihin di PN Jakarta Pusat, Senin (5/9).

Menurut dia, untuk memastikan seseorang tewas karena sianida, harus menguji darah dan organ tubuh. Karena, sifat sianida yang menguap sehingga bisa mengendap pada organ tubuh dan darah.

‎"Karena ketika seseorang menelan sianida. Beberapa zat dilepaskan, yang merupakan gas beracun. Ini sifatnya menguap," ujarnya.

Karenanya, dibutuhkan banyak sampel autopsi untuk mengunci bahwa korban tewas terpapar sianida. Tentunya, dalam hal ini, tidak hanya mengambil sampel lambung, empedu, dan urine.

‎"Apabila orang meninggal karena sianida, kami mengharapkan hasil pemeriksaan sianida dalam darah dan dalam organ tubuh bagian dalam. Kami (patolog) biasanya melakukan autopsi menyeluruh. Ini dikarenakan sianida dapat berefek, atau bisa menunjukkan efeknya di seluruh tubuh," jelasnya.

Sementara, dalam kasus kematian Mirna, polisi menyimpulkannya tewas karena sianida, setelah menemukan zat sianida 0,2 mg di lambung. "Sedangkan di empedu, hati, dan urine, dituliskan negatif sianida," tandasnya.

JAKARTA -  Patolog Forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Queensland, Australia, Beng Beng Ong menilai pembuktian Wayan Mirna Salihin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News