Pedagang Pisang Ketiban Untung Selama Pandemi

Pedagang Pisang Ketiban Untung Selama Pandemi
Pedagang pisang ketiban untung selama pandemi. Foto: antara

Saat ini, dirinya memasok pisang ke Jakarta dengan modal Rp10 juta dan bisa meraup keuntungan bersih Rp1,2 juta, padahal sebelumnya keuntungan Rp600 ribu setelah dipotong bahan bakar minyak, makan dan minum.

Meningkatnya omzet penjualan itu, kata dia, akibat dampak PSBB COVID-19 sehingga penampung pisang cukup diuntungkan.

"Kami kebanyakan menampung pisang dari petani Baduy, karena memiliki keunggulan juga kualitasnya cukup bagus," katanya menjelaskan.

Muhammad Yamin (60) seorang bandar pisang dari Kabupaten Lebak mengatakan, dirinya merasa kewalahan melayani permintaan pasar hingga dua kali lipat.

Tingginya permintaan tersebut tentu berdampak terhadap pendapatan ekonomi petani, karena bisa menjual pisang antara Rp20-25 ribu per tandan.

Pisang dari petani itu, kata dia, dipasok ke Jakarta dan Tangerang hingga mencapai 12 ton menggunakan kendaraan Colt Diesel.

"Kami bersyukur adanya pandemi Corona cukup menguntungkan, terlebih pembayaran berjalan lancar dengan kontan," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, pisang yang ditampung itu dari Kecamatan Muncang, Cirinten, Leuwidamar, Bojongmanik, Cimarga dan Gunungkencana. 

Di tengah pandemi, pedagang pisang ketiban untung karena permintaan melonjak hingga dua kali lipat dari biasanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News