Pedagang Takut Jual Eceran, Penyerapan Gula Lambat

Pedagang Takut Jual Eceran, Penyerapan Gula Lambat
Ilustrasi gula. Foto: Nurchamim/Radar Semarang/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Para pedagang takut menjual gula secara eceran ke pasar setelah ada penugasan bahwa hanya Bulog yang diperbolehkan memasarkan gula curah.

Hal itu membuat penyerapan gula ke pasar pada triwulan ketiga tahun ini berjalan lambat.  

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Didik Prasetyo menyatakan, pada periode yang sama tahun lalu, stok gula di gudang tinggal 30 persen.

”Tetapi, saat ini ada 70 persen. Pedagang takut menjual langsung gula curah dan harga patokannya juga cukup rendah,” ujarnya, Sabtu (28/10).

Kementerian Koordinator Perekonomian melalui surat bernomor S-202/M.EKON/08/2017 tertanggal 18 Agustus 2017 menugaskan Bulog membeli gula yang dihasilkan pabrik gula badan usaha milik negara (BUMN) dengan harga Rp 9.700 per kilogram selama musim panen 2017.

Penugasan tersebut memutuskan bahwa hanya Bulog yang dapat menjual gula curah.

Harga itu lebih rendah daripada biaya pokok produksi gula yang lebih dari Rp 10 ribu per kilogram.

Produksi gula RNI per 24 Oktober mencapai 253 ribu ton.

Para pedagang takut menjual gula secara eceran ke pasar setelah ada penugasan bahwa hanya Bulog yang diperbolehkan memasarkan gula curah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News