PEDAS: Asap...Asap..Oh Asap...Ini Surat Terbuka Warga Riau untuk Jokowi

PEDAS: Asap...Asap..Oh Asap...Ini Surat Terbuka Warga Riau untuk Jokowi
ILUSTRASI. FOTO: DOK.JPNN.com

Sekali tarikan nafas (menghirup dan menghembuskannya kembali), butuh waktu beberapa detik. Harus perlahan,pelan-pelan, jika tak ingin dada terasa ditekan. Sesak Nafas..!!!

Dan itu saya rasakan di usia 30 tahun. Dan itu saya rasakan di kamar ber-AC.

Bagaimana dengan para bayi yang baru lahir? Bagaimana dengan para balita yang membutuhkan udara bersih untuk otak dan paru-paru mereka? Bagaimana dengan para lansia yang kerja jantungnya sudah melemah? Bagaimana dengan rakyat jelata yang tak punya AC di rumah mereka? Bagaimana dengan Putri kecil saya Hanina?

Sebagai seorang Ibu, saya sudah berupaya sekuat tenaga mengipas-ngipas di dekat hidungnya, berharap udara berbahaya tak dihirupnya saat tidur. Tapi Hanina butuh bernafas. Udara berkualitas berbahaya itu, satu-satunya cara agar putri kecil saya tetap bernyawa.

Ada video balita kejang-kejang dan muntah-muntah, digotong oleh ibunya yang begitu panik luar biasa. Itu video NYATA BUKAN REKAYASA di daerah Palangka Raya. Kabarnya di sana tingkat ISPU (Indeks Standart Pencemaran Udara) sudah melebihi 3.700.

Padahal ISPU level berbahaya ada di angka 300. Silahkan bayangkan bagaimana rasanya udara tercemar asap dengan tingkat polutan di angka 3.700..!

Riau pernah disebut kepala BNPB menyentuh level 900 saja sudah sesak, apalagi sampai di level 3.700. Neraka seperti apa yang sedang dipertontonkan para penguasa dan pengusaha serakah perusak alam di negeri ini...?!?

Para balita bertumbangan menghuni bilik-bilik rumah sakit. Tubuh-tubuh mungil nan ringkih yang tak mengerti tentang hutan alam berubah jadi lahan sawit itu, harus sekarat setelah menghirup udara berkualitas berbahaya. Bukan sehari dua mereka bertahan, tapi sudah berbulan-bulan lamanya.

Andai kami para Ibu berteriak dan mencaci maki pemerintah yang kalian cintai, tolong maklumi. Ini soal HAK bernafas yang diberikan gratis oleh Tuhan dan DIRAMPAS PAKSA oleh tangan-tangan manusia serakah. Ini bencana yang harusnya bisa dihindari. Kami LAYAK dan SANGAT PANTAS UNTUK MARAH....!!!

Bencana asap belum usai. Kini, bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) tidak hanya terjadi di Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News