Pekerja Sosial Sebagai Pahlawan Pemelihara Kesehatan Mental di Masa Pandemi

Pekerja Sosial Sebagai Pahlawan Pemelihara Kesehatan Mental di Masa Pandemi
Milly dan Wina, pekerja sosial asal Poltekesos Bandung yang mengabdi sebagai sukarelawan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Humas Kemensos RI.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) RI Juliari P Batubara sejak awal pandemi Covid-19 telah mengarahkan agar pekerja sosial dapat bekerja sama dengan semua unsur dalam komunitas guna mengadvokasi pentingnya penanaman nilai sosial di masyarakat.

Kehadiran para pekerja sosial seyogianya dapat membantu meringankan dampak pandemi Covid-19 dari sisi psikososial dengan mengembangkan pemberdayaan dan relasi berkelanjutan antara orang dengan lingkungan sosialnya.

Terlebih, menjelang setahun setelah kemunculannya, pandemi coronavirus telah mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, baik secara material maupun non material. Selain berdampak langsung pada kesehatan fisik, wabah ini juga memengaruhi kesehatan mental yang dipicu oleh berbagai faktor.

Beberapa faktor itu di antaranya ketakutan dan kepanikan terhadap besarnya potensi penularan Covid-19, transparansi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang belum membuat masyarakat merasa aman, pengisolasian diri dalam karantina yang membatasi interaksi sosial masyarakat secara langsung, terbatasnya alat dan tenaga medis, serta informasi simpang siur tentang coronavirus yang beredar di masyarakat.

Kementerian Sosial (Kemensos) melaporkan bahwa di masa pandemi ini, para pekerja sosial tersebar di seluruh wilayah Tanah Air dengan satu tujuan yang sama, yakni memberikan dukungan psikososial bagi masyarakat terdampak Covid-19. Dua di antaranya adalah Milly dan Wina.

Mereka merupakan pekerja sosial senior asal Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung yang mengabdi sebagai sukarelawan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Keduanya mengaku bangga sekaligus tertantang saat ditugaskan di rumah sakit khusus penanganan pandemi bersama 414 pekerja sosial lainnya.

"Ada motivasi tersendiri saat mendaftarkan diri sebagai relawan di Wisma Atlet. Mulanya di luar ekspektasi, namun ketika sudah bergabung, saya bersyukur bisa mendapatkan pengalaman luar biasa yang mungkin tidak bisa didapatkan oleh orang lain,” tutur Wina dalam keterangan yang diterima pada Sabtu (7/11).

Di awal penugasan, Milly dan Wina hanya melakukan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) terhadap tenaga medis dan non medis. Namun seiring berjalannya waktu, LDP juga dirasa perlu diberikan kepada pasien kelompok rentan (anak-anak, remaja dan lansia), keluarga pasien dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal pasien.

Dua pekerja sosial mengungkap pengalamannya melayani pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News