Pekerja Tak Berani Berkata 'Dibayar Rendah', Tunggu Majikan Dijerat Hukuman Berat

Pekerja Tak Berani Berkata 'Dibayar Rendah', Tunggu Majikan Dijerat Hukuman Berat
Fair Work Ombudsman memberikan layanan bantuan bagi pekerja di Australia, termasuk pekerja migran soal hak mereka di tempat kerja. (Foto: Facebook, Fair Work Ombudsman Australia)

Anita yang berusia 19 tahun mengaku jika ia bekerja hampir 10 jam, dari jam 12 siang hingga paling malam bisa sampai jam 9.

"Saya bekerja hampir tiga bulan ... sebenarnya karena tidak ada pilihan dan sekarang sudah tidak bekerja disana lagi."

Ira Nurmaulina, warga Indonesia di Sydney juga pernah mengaku mendapat bayaran di bawah upah minimum dan pihak restoran memanipulasi jem kerja.

Menurutnya banyak pelajar Indonesia yang bekerja di restoran tapi tidak terlalu mengeluh atau melaporkan majikannya, karena bagi mereka yang penting mendapatkan uang.

Harus bagaimana jika dibayar murah di Australia? 

Mendapat upah rendah juga dialami oleh Max Fox, yang pernah bekerja di sebuah restoran di Sunshine Coast (Queenland) saat ia sekolah.

Tapi Max memilih untuk mencari pekerjaan lain, setelah 18 bulan bekerja di restoran itu.

"Setelah ganti pekerjaan, gaji saya naik dua kali lipat ... kemudian saya merasa ada yang salah di sini."

Max, yang kini berusia 22 tahun, mengatakan ia tidak dibayar dengan semestinya, karena salah satu tugasnya adalah menyajikan alkohol dan saat itu tidak bisa melakukannya dengan alasan usia.

Banyak pekerja yang masih menunggu agar pemilik restoran bisa dijerat hukum, tapi hingga saat ini yang bisa mereka lakukan hanya menyelesaikan masalahnya sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News