Pelajari Industri Hijau di Tanah Air, Puluhan Mahasiswa Australia Kunjungi Pabrik Tatalogam Group

Pelajari Industri Hijau di Tanah Air, Puluhan Mahasiswa Australia Kunjungi Pabrik Tatalogam Group
Puluhan mahasiswa dari University of Queensland dan empat perwakilan mahasiswa dari Universitas Indonesia melakukan factory visit ke pabrik Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) di Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (9/2).

jpnn.com, CIKARANG - Sebanyak 40 mahasiswa dari University of Queensland dan empat perwakilan mahasiswa dari Universitas Indonesia melakukan factory visit ke pabrik Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) di Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (9/2).

Kedatangan mahasiswa-mahasiswa yang disponsori oleh Pemerintah Australia melalui program New Colombo Plan (NCP) ini untuk melihat secara langsung bagaimana implementasi industri hijau, khususnya di sektor produksi baja.

“Kedatangan kami kali ini terkait environmental, khususnya dengan tranformasi manufacturing ke green manufacturing, terutama di industri baja. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program New Colombo Plan. Program dari pemerintah Australia yang mengirimkan mahasiwa-mahasiwa dari Universitas di Australia, ke Indonesia salah satunya. Ini merupakan wujud penguatan kerja sama dibidang akademik atau research,” terang Dr. Bambang Heru Susanto, Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik UI.

PT Tata Metal Lestari terpilih dalam program NCP karena telah mendapatkan sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Diharapkan dengan kunjungan ini para mahasiswa dari University of Queensland dan mahasiswa dari UI bisa mendapat pengetahuan tentang proses apa saja yang dilakukan PT Tata Metal Lestari, sehingga mereka mendapat pelajaran langsung apa yang bisa dilakukan industri baja untuk mengurangi emisi karbonnya.

“Harapannya mahasiswa-mahasiswa dari University of Queensland ini mengetahui di Indonesia ada industri-industri strategis sebetulnya yang bisa juga mereka pelajari dan mereka jadikan sebuah tempat yang nantinya misalkan ingin magang atau internship, karena Indonesia terbuka untuk magang Internship dari mahasiswa asing yang ada MoU nya dengan kami,” terang Bambang.

Di kesempatan yang sama, Dr. Adrian Oehmen, Associate Professor di School of Chemical Engineering, sebagai pendamping para mahasiswa dari University of Queensland menambahkan pihaknya sangat menghargai kunjungan ini dan keramahan yang telah diberikan selama mahasiwanya berada di Indonesia.

“Mereka (PT Tata Metal Lestari) telah menyambut dan menjelaskan kepada kami dan para mahasiwa tentang bagaimana industri baja lapis ini bergerak. Dan saya rasa semua mahasiwa dapat belajar banyak dari pengalaman ini. Saya rasa sebagian besar mahasiswa yang hadir jadi lebih mengerti bagaimana baja lapis dibuat. Dalam proses ini mereka juga mempelajari rangkaian proses panjang termasuk bagaimana menangani produk akhir dan residu atau limbah dari kegiatan mereka,” terang Dr. Adrian.

PT Tata Metal Lestari terpilih dalam program NCP karena telah mendapatkan sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News