Pelatih Timnas Italia Minta Jadwal Serie A Dimajukan

Pelatih Timnas Italia Minta Jadwal Serie A Dimajukan
Gian Pierro Ventura. Foto: AFP

jpnn.com - Pelatih Timnas Italia Gian Pierro Ventura terinspirasi dengan kisah sukses Jerman di Piala Dunia 2014. Menurutnya, salah satu penyebab Jerman bisa menjadi kampiun karena Bundesliga (liga lokal) pada musim itu memajukan jadwal kompetisi.

Hal itu menyebabkan Tim Panser mulai fokus lebih cepat untuk PD 2014. "Ketika saya menyadari bahwa pada tahun Piala Dunia digelar, Bundesliga selalu dimulai empat pekan lebih awal dari jadwal biasanya,'' kata Ventura kepada Football Italia. ''Jadi, tak heran kalau Jerman selalu bisa kompetitif dalam turnamen (Piala Dunia) itu,” ujarnya.

Ventura mengutarakan hal ini juga bukan tanpa alasan. Dalam kualifikasi Piala Dunia 2018, Italia berada di Grup G, bersama Spanyol.

Italia dan Spanyol sama-sama mengantongi 13 poin di Grup G. Namun, Spanyol berhak bertengger di puncak karena unggul selisih gol. Nah, duel di Santiago Bernabeu pada 2 September mendatang akan sangat menentukan, dan merupakan momentum bagi Italia untuk menggusur Spanyol.

Dari tuntutan harus menang atas Spanyol itulah, yang kemudian memunculkan ide untuk memajukan kickoff kompetisi Serie A musim 2017-2018.

Masukan Ventura si mantan pelatih Torino dan Pescara itu memang masuk akal. Jika dibandingkan lima liga elite Eropa lainnya seperti Bundesliga, Ligue 1, La Liga, maupun Premier League, Serie A memang bergulir agak belakangan.

Tengok saja jadwal musim kompetisi 2016-2017 ini. Ligue 1 mulai 12 Agustus, La Liga pada 19 Agustus, dan Premier League bergulir 13 Agustus. Sementara, Serie A baru kickoff pada 20 Agustus.

Bundesliga memang baru bergulir 26 Agustus. Namun, perlu dicatat, musim 2016-2017 bukan tahun Piala Dunia. Juga jumlah klub di level teratas Jerman itu hanya 18 klub. Alhasil jumlah pertandingan masing-masing klub Bundesliga dalam semusim 'cuma' 34 laga.

Pelatih Timnas Italia Gian Pierro Ventura terinspirasi dengan kisah sukses Jerman di Piala Dunia 2014. Menurutnya, salah satu penyebab Jerman bisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News