Pelindung Setya Novanto Tak Perlu Dipilih Lagi di Pemilu

Pelindung Setya Novanto Tak Perlu Dipilih Lagi di Pemilu
Ketua DPR Setya Novanto tiba di gedung KPK menggunakan rompi tahanan usai dijemput dari Rumah Sakit Cipto Manhunkusumo, Jakarta, Minggu (19/11/2017) (Dery Ridwansah/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, sudah saatnya masyarakat bersikap tegas terhadap anggota dewan dan fraksi-fraksi di DPR yang terkesan melindungi kasus Setya Novanto.

Menurutnya, para "pelindung" Novanto itu tidak perlu dipilih kembali oleh rakyat pada Pemilu 2019.

Dengan demikian, rakyat tak lagi sebatas objek kepentingan politik belaka, tapi bertransformasi menjadi kekuatan yang mengendalikan prospek politik masa depan.

"Apalagi di tengah iklim demokrasi yang kian terbuka, rakyat bisa tampil sebagai pengadil bagi para politikus dan partai politik dalam setiap perhelatan kontestasi elektoral," ujar Adi di Jakarta, Selasa (12/12).

Peneliti di The Political Literacy Institute ini menilai, kasus dugaan korupsi Novanto menjadi pukulan telak bagi supremasi etis bagi pejabat publik di Indonesia.

Karena meski terindikasi melakukan praktik korupsi, Novanto terkesan terus mencoba berbagai upaya.

Perilaku Setnov, menurutnya, sangat berbeda dengan pejabat di luar negeri yang memutuskan mundur setelah melakukan kesalahan.

"Di berbagai negara, pejabat yang terindikasi melakukan tindakan tak pantas, memilih mundur sebelum ada vonis tetap pengadilan. Misalnya Wakil Ketua Parlemen Prancis Denis Baupin, memutuskan mundur karena terindikasi melakukan pelecehan seksual," ucap Adi.

Nasib Setya Novanto tak kunjung diputuskan di Majelis Kehormatan Dewan dengan berbagai alasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News