Pembelian Tank Leopard Dinilai Tak Tepat
Kamis, 12 Juli 2012 – 06:38 WIB
"Sikap inkonsisten pemerintah ini menunjukkan carut marutnya pengadaan alutsista di Indonesia," katanya.
Baca Juga:
Di tengah keterbatasan anggaran negara, seharusnya pemerintah memiliki skala prioritas. Misalnya terkait kondisi kesejahteraan prajurit TNI. "Seharusnya itu menjadi pertimbangan serius dan hati-hati bagi pemerintah dalam memodernisasi pertahanan," ujar Wahyudi.
Pembelian alutsista diharapkan benar-benar didasarkan pada kebutuhan objektif pertahanan Indonesia. Koalisi menilai, ruang gerak MBT Leopard dengan berat lebih dari 60 ton akan menghadapi kendala operasional dan mobilisasi dalam penggunaannya. Selain itu, keinginan menempatkan Leopard di wilayah perbatasan, seperti Papua, dikhawatirkan menjadi alat penekan.
Pemerintah, dalam hal ini kementerian pertahanan memang sudah memastikan membeli tank Leopard yang masuk kategori MBT sebanyak 100 unit dari Jerman. Pembelian itu sebagai pengganti rencana awal membeli tank produksi Belanda.
JAKARTA - Rencana pembelian tank Leopard produksi Jerman sepertinya bakal terus direalisasikan. Itu seiring dengan kesepakatan pemerintah Indonesia
BERITA TERKAIT
- Kekurangan Guru Makin Besar, Pengangkatan Honorer Menjadi PNS & PPPK Mendesak Dilakukan
- Sadali Ie Dilantik jadi Pj. Gubernur Maluku, Mendagri Tito Berpesan Begini
- KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru terkait Kasus Korupsi Amarta Karya
- Wamenaker: Kami Berharap Pemerintah Arab Saudi Berikan Kesempatan Kerja Bagi PMI
- Sekjen Kemnaker: Jadikan PTSA Sarana Ciptakan Pelayanan Publik yang Lebih Baik dan Cepat
- KPAI Dorong Pemerintah Blokir Gim Tidak Sesuai Aturan