Pemberitaan Kunjungan Trump Oleh Media China Dibanding Media Barat

Pemberitaan Kunjungan Trump Oleh Media China Dibanding Media Barat
Pemberitaan Kunjungan Trump Oleh Media China. Foto: ABC Indonesia

Sementara itu, komentar lain menyatakan bahwa karena China menjadi lebih kuat di panggung global, negara itu tak akan lagi terlibat dalam "strategi kuno zero-sum" (kemenangan satu pihak adalah kekalahan pihak lain) di Barat dalam menangani sejumlah hubungan.

Trump tak salahkan China

Menariknya, "kunjungan kenegaraan plus" bukan istilah yang benar-benar ada sebelum Trump menjabat, seperti yang ditunjukkan oleh banyak pengamat China -Obama hanya melakukan "kunjungan kenegaraan" normal, yang berarti bahwa ia menjalani tur keliling Kota Terlarang (Forbidden City), sedangkan Xi secara pribadi mengantar Trump ke istana megah.

Dalam pemberitaan pers China, kunjungan ini sangat besar, dan sementara tak begitu jelas bagi Barat, betapa pentingnya tur berbeda yang dibuat, banyak pengamat mengatakan bahwa Beijing akhirnya "menemukan cara mengatasi Trump".

Mereka bahkan membiarkannya menggunakan Twitter untuk mengirim video dan foto tur mereka bersama-sama, dan sementara pers lokal tergila-gila, banyak kritikus marah tentang bagaimana pada hari kedua, Presiden AS itu mengubah latar belakang Twitter-nya ke lokasi China dengan tulisan "bersama teman baru yang hebat" di negara di mana platform tersebut dilarang. 

Dan begitu pula keesokan harinya setelah kedua pemimpin tersebut bertatap muka -yang konon untuk membahas defisit perdagangan, Korea Utara, Laut Cina Selatan, Trump keluar dari pertemuan tersebut "memberi pujian kepada China" karena kecerdasannya dalam mengalahkan AS -hal yang berlawanan dengan apa yang telah lama dikemukakan Trump.

Presiden AS ini telah mengamankan kesepakatan senilai lebih dari $ 250 miliar (atau setara Rp 3,375 kuadriliun) selama kunjungan itu; apakah nilai finansial penuh dari kesepakatan ini akan terwujud, itu adalah pertanyaan lain.

Xi dan Trump turut menyaksikan penandatanganan kesepakatan multi-miliar dolar yang menguntungkan antara pabrik pembuat pesawat AS yakni Boeing Co, General Electric Co dan raksasa chip Qualcomm Inc di Beijing.

Trump diharapkan untuk segera mengatasi masalah-masalah paling penting dengan Presiden Xi Jinping.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News