Pembiayaan NDC dan Masa Depan Indonesia Berkelanjutan

Pembiayaan NDC dan Masa Depan Indonesia Berkelanjutan
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, POLANDIA - Pada COP 24 UNFCCC, KLHK menyelenggarakan diskusi panel tingkat tinggi untuk membahas persyaratan pembiayaan untuk proyek dan program hijau NDC.

Diskusi berjudul "Solusi Finansial untuk Implementasi NDC", diadakan di Paviliun Indonesia di Katowice, Polandia waktu setempat.

“Mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC) membutuhkan sejumlah besar uang, dan tidak dapat dipenuhi oleh pendanaan publik. Untuk menjembatani kesenjangan ini, ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan skema yang memungkinkan para pemangku kepentingan non-pihak berkontribusi pada inisiatif ini. Skema tersebut harus dapat memicu pengembangan proyek dan program hijau yang layak, dan institusi yang lebih kuat untuk menghubungkan proyek dan program dengan investor, ”kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman, saat membuka diskusi.

Konsep pertumbuhan hijau telah menjadi penting di Indonesia, terutama dalam mencapai komitmen nasional dan internasional Indonesia yang ambisius.

Termasuk Perjanjian Paris dan Kontribusi yang Ditentukan secara Nasional (NDC), Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan agenda sembilan prioritas yang dikenal sebagai “Nawa Cita ”, yang menyerukan pemerintahan yang bersih, transparan dan demokratis, ekonomi pedesaan yang kuat, reformasi penguasaan tanah, dan peningkatan produktivitas dan daya saing rakyat Indonesia.

Bergerak dengan mantap menuju model pertumbuhan hijau ini, KLHK — yang didukung oleh The Global Green Growth Institute (GGGI) — berusaha untuk menerapkan NDC dan mencapai target. Peta jalan saat ini sedang dikembangkan.

Berdasarkan temuan awal, salah satu tantangan utama dalam implementasi NDC adalah menghubungkan investor potensial dengan proyek dan program hijau yang layak, dan menghubungkan donor dengan investor komersial untuk berinvestasi bersama.

Kebijakan dan instrumen keuangan yang tidak berisiko sangat dibutuhkan untuk memastikan keuangan mengalir ke sejumlah proyek dan program yang terstruktur dengan baik dan layak secara komersial.

Konsep pertumbuhan hijau telah menjadi penting di Indonesia terutama dalam mencapai komitmen nasional dan internasional Indonesia yang ambisius.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News