Pembunuh Fa-Lao

Oleh Dahlan Iskan

Pembunuh Fa-Lao
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

"Saya sering dipukul, dicekik dan dimaki-maki. Juga diancam," ujar Lao kepada hakim.

Lao pun minta maaf kepada semua keluarga korban. Dia mengaku tidak berniat membunuh. Dia merasa ditipu oleh suami.

Lao diadili di Nanchang, ibu kota Provinsi Jiangxi –kota tempat saya dulu belajar bahasa Mandarin.  Itu karena Lao berasal dari provinsi itu.

Salah satu keluarga korban memberikan kesaksian. "Keluarga kami hancur setelah pembunuhan itu," ujar janda korban sebagaimana disiarkan di media di Nanchang.

"Ibu mertua kami menangis sampai buta. Tiga anak kami putus sekolah," katanyi.

Bagaimana dengan anak Fa bersama Lao? “Kami tidak punya anak. Fa tidak boleh saya punya anak. Saya empat kali aborsi," katanyi pada polisi.

Lao sendiri mungkin tidak menyangka otak buatan yang ditaruh di kamera-kamera di jalanan berhasil mengungkapkan pembunuhan 20 tahun lalu.

Tentu Lao tidak tahu kamera itu bisa mendeteksi 80 titik unik di wajah seseorang. Yakni titik-titik di sekitar mata, hidung, pipi, dan mulut. Yang tidak semuanya bisa berubah saat operasi kecantikan.

Sang istri bertugas mencari mangsa dengan merayu para lelaki berduit di kelab-kelab malam. Setelah terpikat si laki-laki diajak ke apartemennyi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News