Pemerintah Diminta Beri Dukungan Untuk Industri Hilir Sawit

Pemerintah Diminta Beri Dukungan Untuk Industri Hilir Sawit
Kegiatan diskusi yang diadakan asosiasi hilir sawit bersama Forwatan. Dok Forwatan.

Ketua Umum APOLIN Rapolo Hutabarat mengapresiasi sikap pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi pandemi karena perlu kehati-hatian dalam penetapan kebijakan. Indonesia perlu bersyukur dianugerahi kelapa sawit sebagai sumber bahan baku utama dari produk oleokimia yang membantu daya saing industri.

“Indonesia telah menjadi produsen terbesar dari produk oleokimia di dunia. Saat ini, kapasitas produksi oleokimia Indonesia mencapai 11,38 juta ton di mana lebih tinggi dari Malaysia sebesar 2,5 juta sampai 3 juta ton yang berbasis minyak sawit,” ujar Rapolo.

Sahat Sinaga selaku Direktur Eksekutif GIMNI menjelaskan bahwa di kuartal pertama tahun ini tren masih di bawah periode sama tahun lalu.

Di pasar global, terjadi penurunan tren produksi 17 minyak nabati sebesar 2 persen menjadi sekitar 58 juta ton dari target awal 61 juta ton. Begitu pula di dalam negeri, harga sawit tidak seperti tahun lalu di atas US$ 1000/ton.

“Saat ini ekspor sawit menurun akibat dampak resesi global. Imbasnya, target Domestic Market Obligation sulit dicapai. Lemahnya ekspor ini mulai terjadi di akhir 2022 di mana hak ekspor sawit sebesar 6,1 juta ton tidak sepenuhnya terealisasi," kata dia.

Sahat mengusulkan DMO tidak lagi tepat menggerakkan pemenuhan kebutuhan minyak goreng. Sebaiknya pemerintah fokus membantu masyarakat kurang mampu sekitar 33 juta orang dengan kebutuhan minyak goreng murah sekitar 42 juta kiloliter. (cuy/jpnn)


Asosiasi hilir sawit berharap pemerintah bisa memberikan dukungan serta menciptakan kebijakan yang menguntungkan industri.


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News