Pemerintah Gandeng Irak Untuk Bangun Kilang Minyak

Pemerintah Gandeng Irak Untuk Bangun Kilang Minyak
Pemerintah Gandeng Irak Untuk Bangun Kilang Minyak

Ketika ditanya lokasi rencana pembangunan kilang, Edy kembali tak mau berkomentar. Menurutnya, lokasi-lokasi yang beredar di kalangan publik tersebut belum menjadi keputusan pemerintah. "Masih RHS (Rahasia, Red). Belum tentu di Plaju (Kecamatan Plaju Kota Palembang). Belum tentu juga di Bontang. Nanti feasibility study akan dilakukan Pertamina. Harapannya, tahun ini bisa selesai," tambahnya.

Namun, dia optimistis jika kerjasama yang diajukan tersebut bakal diterima Irak. Pasalnya, kondisi ekonomi Irak pasca perang panjang masih dalam stagnan. Karena itu, tak mungkin dia menolak kesempatan untuk melakukan kerja sama bilateral. "Maksut tujuan kami untuk memnjamin ketahana energi negara. Kebetulan saja, produksi irak sudah mencapai 10 juta bph. Makanya, suplai bisa terjamin," ungkapnya.

Dia juga menghimbau pemerintah daerah untuk urung ikut campur ke usaha hulu migas melalui Participating Interest (PI) atau hak partisipasi sebesar 10 persen dari saham. Pasalnya, bisnis resiko tinggi tersebut membutuhkan dana besar secara berkelanjutan. "Untuk melakukan eksplorasi setidaknya dibutuhkan Rp 10 miliar. Kalau ikut PI 10 persen berarti harus menyediakan Rp"100 juta. Itu pun kala langsung keluar. Kalau ternyata kering bagaimana? Ya akhirnya hilang uang itu," jelasnya.

Dia mencontohkan, Malaysia Genting Oil yang harus melakukan eksplorasi selama 6 tahun dang mengeluarkan modal USD 300 juta. Baru setelah itu dia mendapatkan potensi keuntungan hingga USD 14 miliar. "Di sisi lain, ada 12 perusahaan migas yang sekian tahun ngebor tapi gagal.," jelasnya.

JAKARTA--Upaya pemerintah untuk kembali membangkitkan industri hulu migas memang tak mudah. Rencana untuk membangun kilang pun diakui tak bisa dilakukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News