Pemerintah Gandeng Irak Untuk Bangun Kilang Minyak
Kamis, 27 Juni 2013 – 08:13 WIB
Baca Juga:
Namun, dia optimistis jika kerjasama yang diajukan tersebut bakal diterima Irak. Pasalnya, kondisi ekonomi Irak pasca perang panjang masih dalam stagnan. Karena itu, tak mungkin dia menolak kesempatan untuk melakukan kerja sama bilateral. "Maksut tujuan kami untuk memnjamin ketahana energi negara. Kebetulan saja, produksi irak sudah mencapai 10 juta bph. Makanya, suplai bisa terjamin," ungkapnya.
Dia juga menghimbau pemerintah daerah untuk urung ikut campur ke usaha hulu migas melalui Participating Interest (PI) atau hak partisipasi sebesar 10 persen dari saham. Pasalnya, bisnis resiko tinggi tersebut membutuhkan dana besar secara berkelanjutan. "Untuk melakukan eksplorasi setidaknya dibutuhkan Rp 10 miliar. Kalau ikut PI 10 persen berarti harus menyediakan Rp"100 juta. Itu pun kala langsung keluar. Kalau ternyata kering bagaimana? Ya akhirnya hilang uang itu," jelasnya.
Dia mencontohkan, Malaysia Genting Oil yang harus melakukan eksplorasi selama 6 tahun dang mengeluarkan modal USD 300 juta. Baru setelah itu dia mendapatkan potensi keuntungan hingga USD 14 miliar. "Di sisi lain, ada 12 perusahaan migas yang sekian tahun ngebor tapi gagal.," jelasnya.
JAKARTA--Upaya pemerintah untuk kembali membangkitkan industri hulu migas memang tak mudah. Rencana untuk membangun kilang pun diakui tak bisa dilakukan
BERITA TERKAIT
- PNM Peduli Tanam Mangrove & Serahkan Sumur Bor untuk Warga Indramayu
- Begini Respons Bea Cukai soal Relaksasi Kebijakan Larangan Pembatasan Barang Impor
- Jawab Tantangan Bisnis ke Depan, Pertamina Luncurkan Competency Development Program
- Harga Emas Antam Sabtu 18 Mei 2024, Naik Rp 7.000 Per Gram
- Layanan SIM Keliling Lima Lokasi di Jakarta Hari Ini
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024