Pemerintah Harus Jaga Daya Beli Masyarakat untuk Hadapi Krisis Ekonomi Global
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyarakan ada dua hal yang perlu dijaga pemerintah. Pertama inflasi dan resiko resesi global terhadap neraca dagang.
“Inflasi yang harus dijaga agar tidak naik tinggi karena dapat pengaruhi konsumsi dalam negeri yang menopang pertumbuhan. Kalau harga komoditas turun maka surplus akan menyusut dan ini jadi tekanan untuk nilai tukar,” ujar Faisal.
Sementara itu Direktur Eksekutif CORE Muhammad Faisal mengapresiasi kerja Kementerian Keuangan untuk menjaga fiskal.
“Dari sisi kesehatan fiskal terus dijaga, dapat membantu menjaga kepercayaan bagi para investor untuk menanamkan modal. Ini perpaduan kondisi domestik yang tidak terlalu banyak dengan kondisi global, karena sources dan market kita yang besar,” ujar Muhammad Faisal.
Kondisi fiskal sudah jauh lebih sehat, salah satunya karena windfall profit yang berpengaruh pada kesehatan fiskal, hingga sekarang malah surplus.
Namun tantangan di tahun depan, Kemenkeu melakukan konsolidasi fiskal untuk menurunkan defisit fiskal ke bawah 3 persen. Sementara diramalkan windfall komoditas akan mulai berkurang akibat resesi global.
“Selain itu akan bisa ada aksi wait and see para investor karena paruh kedua 2023 sudah akan ada tekanan political year untuk pemilu 2024,” pungkas Faisal.(fri/jpnn)
Nailul Huda menilai strategi pemerintah tepat dalam menyikapi gejolak global dengan menjaga kestabilan harga serta memberikan bansos kepada masyarakat.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Pemerintah dan Swasta Harus Pererat Kerja Sama untuk Capai Target SDGs 2030
- Solidaritas Buruh Harapkan Prabowo Bentuk Tim Transisi
- TDN Dinilai Sukses Picu Daya Beli Masyarakat
- Jokowi-Prabowo Dinilai Mampu Solidkan Koalisi Pemerintahan Baru
- PGRI & Education International Desak Pemerintah Mengalokasikan Anggaran Pendidikan 20 Persen
- Pemerintah Siap Blokir Gim yang Mengandung Kekerasan