Pemerintah Jamin Daging Kerbau Impor tak Menggeser Sapi Lokal

Pemerintah Jamin Daging Kerbau Impor tak Menggeser Sapi Lokal
Pedagang daging sapi di Pasar Flamboyan Kota Pontianak sedang memotong daging yang dipesan oleh pembeli. Menjelang Ramadan, permintaan daging sapi meningkat dan harganya melambung. Ilustrasi : Haryadi/Pontianak Post

Kontroversi yang terjadi di masyarakat, lebih dikarenakan pada harga jual daging kerbau impor yang jauh lebih murah dari harga daging sapi lokal, sehingga dihawatirkan akan mengurangi permintaan daging sapi lokal.

“Pemerintah memastikan, dengan adanya kebijakan impor sapi daging beku asal India tersebut tidak akan menimbulkan distorsi harga dan tertekannya harga ternak lokal yang menyebabkan menurunnya pemotongan sapi lokal di Rumah Potong Hewan (RPH)” kata I Ketut Diarmita.

Berdasarkan informasi perkembangan harga yang dihimpun oleh Petugas Informasi Pasar (PIP) utamanya di daerah sentra produsen, yaitu 9 Provinsi (Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan), harga sapi hidup pada Bulan Mei dibandingkan dengan April di beberapa daerah sentra produksi mengalami peningkatan rata-rata 0,28%.

Penurunan harga pada periode yang sama terjadi di Prov. Jateng (-0,79%), Jawa Timur (-0,33%), NTT (-1,24%) dan Sulsel (-0,2%). Penurunan harga diduga karena peternak di wilayah tersebut cenderung menjual ternak dalam rangka memenuhi kebutuhan peternak di hari lebaran Idulfitri dan kebutuhan sekolah pada Tahun Ajaran Baru 2017-2018.

Penjualan ternak pada saat ini belum tentu langsung terkonversi menjadi daging, akan tetapi sebagian besar dibeli oleh pedagang pengumpul untuk dipersiapkan menjadi ternak siap potong pada saat Iduladha.

Iduladha memang menjadi momentum yang menguntungkan dan ditunggu bagi peternak rakyat dengan pola pemeliharaan yang masih tradisional dengan waktu pemeliharaan 6 – 8 bulan.

Selain itu, dengan diglontorkannya daging kerbau ex-impor, harga daging sapi segar tetap bertahan dikisaran 110-120 ribu per kilogram.

Harga tersebut dianggap masih wajar dan tetap memberikan keuntungan bagi para peternak sapi lokal. Sedangkan untuk harga sapi lokal di berbagai daerah sentra produsen masih sekitar antara 40 ribu sampai dengan 47 ribu per kg berat hidup tergantung kondisi sapinya.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian memastikan Pemerintah tetap konsisten memprioritaskan dan memperhatikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News