Pemerintah Kaji Royalti Batubara 13,5 Persen
Senin, 07 Juli 2008 – 18:11 WIB
JAKARTA-Pemerintah tengah mengkaji kemungkinan kenaikan royalti batubara dan pengenaan pajak ekspor (PE). Negara lain yang telah memberlakukan kenaikan royalti batubara adalah Australia di negara bagian Queensland. Indonesia menetapkan royalti batubara 7 hingga 13,5% sesuai tipe generasi PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara). Perlu dicatat bahwa pengenaan Pajak Ekspor (PE) batubara tidak berlaku terhadap produsen batubara yang memegang PKP2B generasi I seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Adaro Indonesia Tbk. Kondisi royalti batubara yang dikenakan Indonesia saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan di China sebagai produsen terbesar dunia. Di China, berlaku tarif 0,5-4%. Di Malaysia dan Vietnam, berlaku tarif masing-masing 5% dan 1%-8%.Sementara Ciptadana Securities memaparkan, saat ini sejumlah pihak mendesak pemerintah menaikkan royalti batubara, dari 13,5% jadi 50% atau bahkan lebih, menyusul lonjakan harga batubara di pasar dunia. Di Queensland, Australia, tarif royalti dinaikkan sejak 1 Juli 2008, dari 7% jadi 10% untuk harga batubara di atas US$ 100 per ton. Tapi, hal ini tampak lebih sulit dilakukan di Indonesia karena tarif royalti dan pajak batubara Indonesia adalah sudah paling mahal dibandingkan yang berlaku di negara lain.(rie/JPNN)
Riset Samuel Securitas, yang dipublikasikan dalam rilis Senin (7/7) menyebutkan, pihaknya menilai koreksi yang terjadi saat ini merupakan kesempatan untuk mengakumulasi. Saham pilihan adalah BUMI dengan target harga Rp 10,600 per saham atau 41% upside dan PTBA (PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 18.500 per lembar atau 16% upside.
Baca Juga:
jpnn.com -
!-- @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } -->JAKARTA-Pemerintah tengah mengkaji kemungkinan kenaikan royalti batubara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kejar Target 2028 Bebas PCBs, KLHK dan UNIDO Bersiap Proyek Pengelolaan Fase 2
- Indonesia Technology Investment Summit 2024 Dibidik jadi Wadah Alih Teknologi
- PT Djakarta Lloyd Bantu Distribusi Kebutuhan Masyarakat lewat Program Tol Laut
- Gandeng Ipang Wahid, Forum Digital Marketing Pecahkan Rekor
- Dirut Bulog Sebut Sulit Kembalikan HET Beras Premium Setelah Relaksasi
- Bertemu CEO Hyundai, Airlangga Bahas Jaringan Hidrogen & Kapasitas Pemasok Lokal