Pemilu Myanmar 2020: Tidak Ada Kabar Baik Bagi Muslim Rohingya

Pemilu Myanmar 2020: Tidak Ada Kabar Baik Bagi Muslim Rohingya
Pekerja mencetak bendera dengan logo Aung San Suu Kyi dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di sebuah percetakan menjelang dimulainya kampanye pemilu di Yangon, Myanmar, Senin (7/9/2020). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Shwe Paw Mya Tin/HP/djo

"Penting untuk bertindak dengan pertimbangan bagaimana melipur kekhawatiran warga. Ini adalah suatu keharusan," ujar Aung Hlaing.

Komisi pemilihan mengatakan akan mencoba memastikan pemilu yang bebas dan adil, tetapi lebih dari satu juta orang tidak akan dapat memilih setelah pemilihan dibatalkan karena pemberontakan.

Mereka menambah daftar ratusan ribu warga Rohingya, etnis minoritas Muslim yang teraniaya dan terkurung di kamp dan desa di negara bagian Rakhine, sebagian besar tanpa kewarganegaraan.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (5/11) mendesak pemerintah Myanmar memastikan pemilihan umum yang damai, tertib dan kredibel. 

Dia pun berharap pemilihan ini memungkinkan ratusan ribu warga Rohingya, yang lari menyelamatkan diri ke negara tetangga Bangladesh selama tindakan keras militer 2017, untuk kembali secara aman dan bermartabat.

PBB mengatakan ada niat genosida dalam tindakan keras itu pada 2017, yang menurut Myanmar adalah operasi sah yang dilancarkan terhadap para militan. (ant/dil/jpnn)

Myamar baru saja menggelar pemilu untuk memilih pemimpin eksekutif tertinggi di negara tersebut. Lalu, apa dampaknya bagi Muslim Rohingya?


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News