Pemilu Myanmar 2020: Tidak Ada Kabar Baik Bagi Muslim Rohingya

Pemilu Myanmar 2020: Tidak Ada Kabar Baik Bagi Muslim Rohingya
Pekerja mencetak bendera dengan logo Aung San Suu Kyi dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di sebuah percetakan menjelang dimulainya kampanye pemilu di Yangon, Myanmar, Senin (7/9/2020). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Shwe Paw Mya Tin/HP/djo

jpnn.com, YANGON - Rakyat Myanmar telah memberikan suara dalam pemilu pada Minggu (8/11). Siapa yang bakal keluar sebagai pemenang pun sudah hampir pasti. Sayangnya, proses demokratis ini tak membawa kabar baik bagi Muslim Rohingya.

Pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Aung San Suu Kyi, diperkirakan akan memenangi masa jabatan kedua dalam pemilu Myanmar.

Suu Kyi mendapat dukungan dari populasi yang sebagian besar melihatnya sebagai pahlawan demokrasi untuk perjuangannya melawan kediktatoran.

Namun, kemenangannya kemungkinan akan lebih sempit daripada kemenangan lima tahun lalu yang mendorongnya naik ke tampuk kekuasaan.

Lebih dari 37 juta orang terdaftar untuk memilih. Tetapi, kekhawatiran tentang COVID-19 dapat mengurangi jumlah pemilih.

Myanmar mencatat rata-rata 1.100 kasus virus corona per hari, lebih banyak dibandingkan dengan pada awal Agustus.

Di kota terbesar, Yangon, antrean terbentuk sebelum TPS dibuka. Para pemilih dengan memakai masker, penutup rambut, dan pelindung wajah menunggu dengan menjaga jarak.

Sai Kyaw Latt Phyo (31) mengatakan keberadaannya di TPS adalah perjalanan pertamanya ke luar rumahnya dalam tiga bulan.

Myamar baru saja menggelar pemilu untuk memilih pemimpin eksekutif tertinggi di negara tersebut. Lalu, apa dampaknya bagi Muslim Rohingya?

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News