Pemilu Myanmar 2020: Tidak Ada Kabar Baik Bagi Muslim Rohingya

Pemilu Myanmar 2020: Tidak Ada Kabar Baik Bagi Muslim Rohingya
Pekerja mencetak bendera dengan logo Aung San Suu Kyi dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di sebuah percetakan menjelang dimulainya kampanye pemilu di Yangon, Myanmar, Senin (7/9/2020). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Shwe Paw Mya Tin/HP/djo

"Ini sepadan dengan risikonya. Kita harus mengambil risiko dalam situasi krusial seperti ini bagi negara kita," kata dia.

Chaw Ei Twin (38) mengatakan dia melakukan tugasnya sebagai warga sipil.

"Saya memberikan suara saya kepada partai yang dapat mengubah negara. Saya memilih partai yang sama terakhir kali," ujar dia.

Juru bicara NLD Myo Nyunt mengatakan pihaknya senang dengan jumlah pemilih sejauh ini.

"Banyak pemilih yang mengatakan bahwa mereka memilih NLD. Kami selalu menghargai keputusan rakyat," tuturnya.

Suu Kyi (75) masih dikenal banyak orang sebagai "Ibu Suu" dan tetap sangat populer di Myanmar.

Sebuah survei baru-baru ini menunjukkan bahwa 79 persen orang menganggapnya sebagai tokoh tepercaya di negara itu.

Namun, antusiasme terlihat lebih lemah di daerah-daerah terpencil yang didominasi oleh etnis minoritas. Banyak di antara kalangan itu yang merasa dikesampingkan oleh pemerintah pusat, yang mayoritas beragama Buddha Bamar.

Myamar baru saja menggelar pemilu untuk memilih pemimpin eksekutif tertinggi di negara tersebut. Lalu, apa dampaknya bagi Muslim Rohingya?

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News