Penasehat Panglima TNI Ini Dipuji Sekaligus Dikritik
Minggu, 21 September 2014 – 21:45 WIB
Pola amal itu merupakan bagian dari program match plan yang ditawarkan yayasan amal milik orang terkaya di dunia itu. Artinya sumbangan dari Tahir dilipatgandakan menjadi USD 200 juta. Donasi itu 75 persennya diperuntukan memerangi penyakit malaria, TBC, dan HIV di Indonesia.
Tahir ternyata bukan orang yang ujug-ujug kaya. Ia bukan pewaris kekayaan dari orang tuanya. Bahkan, Tahir berasal dari kalangan orang tak punya. Ayahnya hanya seorang pembuat becak di Surabaya yang banting tulang membesarkan anak-anaknya.
Tahir muda, pernah punya cerita pahit. Cita-citanya yang ingin jadi dokter kandas, karena sang ayah didera sakit. Ia pun balik badan mengambil alih usaha keluarga. Dan, kini Tahir menjadi orang sukses. Bahkan, Tahir pernah tercatat sebagai orang paling tajir di Indonesia urutan ke 12.
Tapi, kekayaan yang melimpah, tak membuat Tahir hidup semata di menara gading kesuksesannya. Justru lewat kekayaannya, ia tak segan mengulurkan tangan. Tidak banyak publikasi, ia getol menyumbang. Kedermawanannya memang tak lepas dari latar sejarahnya yang penuh liku.
JAKARTA – Pengangkatan Dato Sri Tahir menjadi Penasehat bidang Kesejahteraan Prajurit Panglima TNI menuai kontroversi. Siapa sebenarnya sosok
BERITA TERKAIT
- 5 Berita Terpopuler: Jumlah Honorer Bertumpuk, 3 Janji Menteri Anas Ditunggu, Pengangkatan jadi PPPK 2024 Kapan?
- Hobi Naik Gunung? Dokter Ratih Berbagi Kiat Terhindar dari Keram Perut Saat Haid
- BMKG Sebut Gempa Bumi di Garut tak Berpotensi Tsunami
- Syukuri Hasil Pemilu 2024, Petinggi Partai Golkar Tunaikan Ibadah Umrah
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak
- KPU RI Tunjuk Pieter Ell jadi Kuasa Hukum Sengketa Pileg 2024