Penderita Gizi Buruk Diabaikan

Kasus Kematian Evi Aprilia, Komisi II Panggil Dinkes Serang

Penderita Gizi Buruk Diabaikan
Penderita Gizi Buruk Diabaikan
Termasuk biaya sosialisasi yang dianggarkan dari dana APBD Kota Serang setiap tahunnya. Aan juga mengaku memiliki data kalau pasien balita gizi buruk di wilayahnya mencapai 615 orang. Ratusan balita gizi buruk yang kebanyakan warga miskin itu tersebar di 6 kecamatan. Terbanyak ada di Kecamatan Kasemen. Selebihnya tersebar di beberapa kecamatan di ibu kota Provinsi Banten itu.

Politis asal Partai Golkar itu juga heran. Lantaran, anggaran penanganan balita gizi buruk bertambah tiap tahun. Untuk 2011 ini dari Rp 200 juta bertambah menjadi 519 juta. Dana itu dibagi dua yaitu penanganan tidak langsung Rp 208 juta dan penanganan langsung Rp 311 juta. Tapi anehnya, tapi kasus balita gizi buruk terus bertambah. Parahnya lagi tidak ada penurunan jumlah gizi buruk.

"Dulu Kepala Dinkes Serang meminta kepada kami (dewan, Red) ditambah anggaran penanganan gizi buruk. Tetapi mana realisasi dari penambahan anggaran itu? Jumlah balita gizi buruk masih tinggi di Kota Serang,"cetusnya juga. Karena itu dia meminta Walikota Serang, Tubagus Haerul Jaman  yang juga adik kandung Gubernur Banten, Rt Atut Chosiyah meningkatkan kinerja jajarannya.

Senada, anggota Komisi II DPRD Kota Serang lainnya, Afiaturohman meminta baik puskesmas maupun RSUD Serang tidak menolak pasien warga miskin saat berobat ke sana. "Selama ini fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah ini selalu mereka persoalkan warga miskin yang ingin berobat karena tidak punya KTP dan KK. Padahal bisa dengan surat keterangan sementara dari aparat desa," ungkapnya.

SERANG - Meninggalnya balita Evi Aprilia (4 tahun) membuat berbagai kalangan geram. Pasalnya, balita warga Kebon  Baru, RT 01/01, Sawah Luhur,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News