Pendiri House of Tilawah Moh Miqdar Zyal Fikar

Tinggalkan Dunia Modeling untuk Fokus Mengajar Ngaji

Pendiri House of Tilawah Moh Miqdar Zyal Fikar
Zulfikar sejak 2013 fokus di Sidoarjo untuk mengembangkan HOT. Foto: Khafidlul Ulum/Jawa Pos

Zulfikar berhasil menjadi pemenang. Gelar Guk Sidoarjo pun disandangnya. Saat itu, Yuk Sidoarjo diraih Voni Mayasari. Modeling menjadi kegiatan yang akrab dengan hari-harinya sejak itu. Jika tidak ada kompetisi, dia memenuhi tawaran pemotretan. ”Bukan hanya di Surabaya, tapi juga sering ke Jakarta,” ceritanya.

Sibuk modeling, dia ditegur orang tuanya. ”Masak anaknya kiai kok jadi model,” kata dia menirukan sindiran itu.

Zulfikar lalu diminta mendalami lagi dunia tilawah. Saat itu, dia disarankan mengikuti musabaqah tilawatil Quran (MTQ) di Kota Batu. Zulfikar mengikuti saran tersebut. Pada lomba tingkat Jatim itu, dia meraih juara pertama.

Kemudian, dia mewakili Jatim ikut MTQ tingkat nasional di Kabupaten Palu. Lagi-lagi, dia berhasil menjadi juara satu. Setelah lomba tersebut, alumnus SMP Avicena, Jabon, itu semakin berfokus memperdalam Alquran. Dia mulai membuang keinginannya menjadi model. ”Siapa yang tidak ingin jadi model terkenal. Apalagi saya masih muda. Tapi, saya harus berfokus pada Alquran,” kata dia.

Zulfikar lalu mulai mengajar ngaji. Pada 2003, dia mengontrak rumah di Tanggulangin dan membuka kelas pembelajaran Alquran. Namun, dia tidak lama di Tanggulangin karena rumahnya terkena lumpur. Dia pindah ke Sekardangan, Sidoarjo, dan melanjutkan program mengajar Alquran.

Zulfikar merintis sejak awal karena belum kenal masyarakat sekitar. Lambat laun ada beberapa warga yang datang untuk belajar. Termasuk dua mualaf warga Australia. ”Dia kenalan teman saya. Mereka datang ingin belajar Alquran untuk mengisi musim liburan,” kata dia.

Mereka cukup terkesan dengan pembelajaran Alquran yang disampaikan Zulfikar. Saat hendak kembali ke Australia, salah seorang di antaranya menyampaikan kalimat yang sangat terkenang. ”This is house of tilawah,” katanya menirukan perkataan santri dari Negeri Kanguru itu.

Kalimat itu hanya dia ingat-ingat. Orang yang belajar kepadanya semakin banyak. Dia pun ingin mendirikan lembaga pembelajaran Alquran.

Zulfikar berkali-kali melihat smartphone-nya. Tidak hanya membalas pesan yang masuk, tapi dia juga melihat undangan acara yang dikirim kepadanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News