Peneliti BPPT: Calon Ibu Kota Negara Rentan Dilanda Longsor Bawah Laut

Peneliti BPPT: Calon Ibu Kota Negara Rentan Dilanda Longsor Bawah Laut
Presiden Jokowi bersama Gubernur Kaltim Isran Noor saat meninjau lokasi untuk ibu kota negara di Kecamatan Sepaku, PPU, Kaltim, Selasa (16/12). Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN

Publikasi ilmiah spesial berjudul Indonesian Throughflow as a preconditioning mechanism for submarine landslides in the Makassar Strait milik Rachel E Brackenridge, Uisdean Nicholson, Benyamin Sapiie, Dorrik Stow dan Dave R Tappin yang diterbitkan Geological Society pada 1 April 2020 menjelaskan perihal peran penting Selat Makassar sebagai pintu gerbang utama Arus Laut Indonesia (Indonesian Throughflow) yang mengangkut air dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia.

Penelitian tersebut baru-baru ini mengidentifikasi pemindahan massal sejumlah deposit dari bagian Cekungan Pleistosen Utara Makassar dari yang moderat lebih dari 10 km3 sampai dengan yang raksasa lebih dari 650 km3. Mayoritas longsor bawah laut yang membentuk deposit berasal dari pro-delta Mahakam, dengan arah condong ke selatan.

Brackenridge dan rekan-rekannya mengatakan melihat dengan jelas bukti dari erosi arus laut, terjadi transpor lateral dan deposisi kontur di sepanjang lereng bagian atas.

Hal itu menunjukkan Arus Laut Indonesia bertindak sebagai sabuk konveyor lembah yang panjang, mengangkut sendimen ke selatan delta, di mana laju sendimentasi menjadi cepat dan hasilnya lereng kemiringan semakin curam dari longsor bawah laut yang berulang.

Karena itu, daerah itu berpotensi rawan tsunami yang ditimbulkan oleh tanah longsor bawah laut.

Kembali Brackenridge menjelaskan telah mengidentifikasi perbedaan antara fault rupture yang bersejarah memicu tsunami (berlokasi sepanjang zona patahan Palu-Koro) dan distribusi dari deposit yang terpindahkan secara besar di bawah permukaan.

Jika identifikasi runtuhan besar baru tersebut tsunamigenik, mereka bisa saja merepresentasikan bahaya yang sebelumnya terabaikan di wilayah tersebut.

Selat Makassar membentuk jalur laut dalam yang memisahkan Kalimantan dari Sulawesi. Dengan lebar dari 100 km hingga 200 km dan panjang hingga 600 km. Sementara Cekungan Makassar Utara memiliki panjang 340 km dan lebar 100 km dengan kedalaman 200 hingga 2000 m, dan Cekungan Makassar Selatan menunjukkan kedalaman sama dengan panjang 300 km dan lebar 100 km.

Dari kajian awal memang jika ada longsoran bawah laut besar terulang saat ini, itu akan memicu tsunami yang mampu menggenangi Teluk Balikpapan, sebuah area dekat dengan Ibu Kota Negara yang diusulkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News