Peneliti Indonesia Paparkan Perkembangan Riset Pengurangan Bahaya Tembakau di Manila

Peneliti Indonesia Paparkan Perkembangan Riset Pengurangan Bahaya Tembakau di Manila
Tembakau kering yang menjadi bahan baku rokok. Foto/ilustrasi: Ara Antoni/JPNN.Com

“Saat ini, kami sedang melanjutkan studi baru yakni SMILE Study yang mengevaluasi dampak penggunaan produk tembakau alternatif secara jangka panjang yang berkolaborasi dengan peneliti dari beberapa negara seperti Italia, Polandia, dan Moldova. Perkembangan riset pengurangan bahaya tembakau akan terus berlanjut ke depannya,” tutur Amaliya.

Riset pengurangan bahaya tembakau di Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain untuk melakukan riset yang serupa, termasuk Filipina, yang mulai tertarik untuk melakukan riset pengurangan bahaya tembakau di bidang kesehatan oral (gigi dan mulut) maupun bidang lainnya.

Riset tersebut juga dapat membandingkan karakteristik perilaku merokok di Indonesia dan Filipina.

Peneliti Pusat Studi Kedokteran Gigi Militer Universitas Padjadjaran, Yun Mukmin Akbar mengatakan acara ini bisa menjadi ajang untuk kerja sama dan kolaborasi riset antara Indonesia dan Filipina di bidang kedokteran gigi.

“Acara ini memberikan peluang bagi kami sebagai peneliti dan dokter gigi untuk aktif berdiskusi secara ilmiah dan melakukan berbagai penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi khalayak umum,” ujarnya.

Edukasi bahaya merokok dan konsep pengurangan bahaya tembakau di kalangan militer bisa menjadi permulaan untuk melakukan kajian serupa di bidang kedokteran gigi militer.

“Riset pengurangan bahaya tembakau punya potensi yang besar terutama mengkaji perilaku merokok di kalangan militer yang menerapkan keilmuan di bidang kedokteran gigi militer melalui kerja sama dan kolaborasi riset dengan berbagai pihak,” jelas Yun Mukmin.(chi/jpnn)


Riset tersebut juga dapat membandingkan karakteristik perilaku merokok di Indonesia dan Filipina.


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News