Penelitian tentang Rokok Elektrik Perlu Dikaji Lagi

“Jika langkah ini terealisasi tentu hasilnya akan lebih diterima oleh semua pihak dan dapat dianggap sebagai ‘angin segar’ untuk perjuangan bersama dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan menurunkan prevalensi perokok,” pungkasnya.
Hal ini, kata dia, bukan kali pertama penelitian yang dilakukan oleh Stanton Glantz diragukan kredibilitasnya.
Pada Februari 2020, jurnal American Heart Association menarik penelitian Stanton Glantz dan Dharma Bhatta dari University of California San Francisco yang menyimpulkan bahwa kebiasaan merokok dan menggunakan rokok elektrik memiliki risiko bahaya yang sama.
Dalam pernyataannya, jurnal American Heart Association mengakui adanya penggunaan data yang menyesatkan oleh kedua peneliti tersebut. (flo/jpnn)
Penyampaian informasi yang tidak akurat justru akan meresahkan dan membuat persepsi atas produk rokok elektrik ini melenceng dari tujuannya.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Jonathan Frizzy Mangkir pada Pemeriksaan Kedua Terkait Dugaan Vape Mengandung Obat Keras
- Artis Inisial JF dalam Kasus Vape Ilegal ternyata Jonathan Frizzy, Ini Statusnya
- Artis JF Diperiksa Terkait Dugaan Kasus Vape Etomidate Ilegal
- BKC Ilegal Hasil Penindakan di 2024 Dimusnahkan Bea Cukai Sangatta, Sebegini Nilainya
- Pemkot Pekanbaru Terapkan Larangan Merokok di Lokasi-lokasi Ini
- Bea Cukai Yogyakarta Edukasi Masyarakat Tentang Bahaya Rokok Ilegal Lewat Beringharjo