Penembakan Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo Bukan soal Senior Junior, tetapi

Penembakan Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo Bukan soal Senior Junior, tetapi
Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, tempat kejadian baku tembak polisi yang menyebabkan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas. Foto: Mercurius Thomos Mone/JPNN.com

Baca Juga: Soroti Darah, CCTV, dan Penembakan di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Trimedya: Kita Semua Buta

Ketika berhadap-hadapan dengan risiko maut sedemikian rupa, katanya, by intuition personel pertama -betapa pun pangkatnya lebih rendah, akan semata-mata berfokus pada keselamatan dirinya sendiri.

Pada situasi demikian, personel itu tidak bakal hirau pada risiko disiplin organisasi, benturan antarangkatan, hukuman pidana, sanksi sosial, bahkan ancaman pemberhentian tidak dengan hormat, dan hal-hal rasional lainnya.

Jadi, ucap Reza, seorang personel berpangkat rendah dalam situasi tertentu bisa saja menunjukkan "pembangkangan" dan berani berkonfrontasi dengan anggota lain yang berpangkat lebih tinggi atau senior daripada dirinya.

Baca Juga: Samuel Hutabarat Ungkap Kejadian 5 Januari saat Brigadir J Mau Balik ke Jakarta

"Situasi tertentu dimaksud adalah situasi yang mengharuskan si personel berpangkat lebih rendah itu untuk secara otomatis berperilaku atas dasar system 1 thinking," kata Reza Indragiri Amriel. (fat/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel sebut penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo bukan masalah senior atau junior. Tetapi...


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News