Pengakuan Ferdy Sambo Ini Bisa Bikin Perasaan Anda Campur Aduk, Mahfud MD: Ada yang Emosi

Pengakuan Ferdy Sambo Ini Bisa Bikin Perasaan Anda Campur Aduk, Mahfud MD: Ada yang Emosi
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo saat mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (29/11).Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas akibat baku tembak dengan Richard Eliezer atau Bharada E di rumah dinas Ferdy Samo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Ferdy Sambo tiba di rumah Duren Tiga ketika Brigadir Yosua sudah tidak bernyawa.

Begitu skenario awal yang dibangun oleh Ferdy Sambo terkait kematian anggota Brimob asal Jambi itu.

Skenario jenderal bintang dua polisi itu buyar lantaran rekaman CCTV justru menunjukkan Yosua masih hidup saat suami Putri Candrawathi tersebut telah tiba di Duren Tiga.

Nah, pada persidangan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (16/12), Ferdy Sambo mengakui bahwa dirinya tidak menyangka CCTV di Kompleks Duren Tiga menunjukkan Yosua masih hidup ketika dirinya tiba di kediamannya.

“Saya tidak terpikirkan ada gambar seperti itu, Yang Mulia,” kata Ferdy Sambo, terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Yosua.

Pria kelahiran 9 Februari 1973 itu mengakui bahwa pada awalnya dia merasa tidak masalah apabila CCTV di Kompleks Duren Tiga diperiksa oleh para penyidik, karena dia meyakini tidak ada rekaman yang dapat merusak skenarionya saat itu.

“Waktu tanggal 9 itu belum ada niatan saya untuk menghindari skenario itu, karena saya yakin bahwa CCTV tidak menyorot ke dalam (area rumah), Yang Mulia,” kata Sambo.

Terdawka kasus pembunuhan Brigadir Yosua, Ferdy Sambo membuat pengakuan di persidangan. Simak juga pernyataan Mahfud MD.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News