Pengamanan Superketat Bikin SBY Stress

Pengamanan Superketat Bikin SBY Stress
LAWAN TERORIS: SBY berbincang dengan wartawan. Dia didampingi Mensesneg Hatta Rajasa, Mensekab Sudi Silalahi, Menkomimfo M Nuh. foto: Agus Srimudin/JPNN
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku lega atas tertembaknya gembong teroris Noordin M Top. Pasalnya, selama sembilan bulan terakhir, Noordin tidak hanya meresahkan masyarakat. Tetapi juga meresahkan pemerintah. "Dan yang paling stress adalah saya. Bukan karena takut ancaman teroris, namun karena perasaan tidak enak dan bersalah," ujarnya saat berbuka bersama dengan wartawan di Istana Negara, Kamis (17/9).

Presiden SBY mengaku tidak enak karena semenjak adanya ancaman peledakan bom terhadap iring-iringan presiden, ia harus mendapatkan pengawalan yang sangat ketat. Akibatnya, Presiden tidak bisa dekat dan langsung berinteraksi dengan masyarakat. Presiden mengaku selama lima tahun memmimpin dirinya jarang menutup jendela ketika melakukan perjalanan ke daerah, maupun di Jakarta. Dengan membuka jendela mobil dinasnya, dirinya dapat langsung bertatap muka dan menyampaikan salam kepada masyarakat yang ditemuinya. "Gara-gara ancaman teroris, hal itu tidak bisa dilakukan lagi."

Menurut SBY, munculnya ancaman dan ditemuakan barang bukti di wilayah yang dekat dengan kediaman pribadinya, Paspampres dengan tegas melarang kepala negara membuka jendela kendaraannya.Disamping itu paspampres membatasi ruang geraknya untuk melakukan perjalanan ke daerah."Saat tertentu saya dilarang oleh Paspampres. Saya betul-betul sakit rasanya. Tetapi saya harus betul-betul patuh pada Paspamres karena dalam undang-undangnya mereka harus mengamankan presiden," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga blak-blakan bahwa dirinya sering  berdebat dengan paspampres. Salah satunya pada malam renungan suci pada tengah malam pada 17 Agustus di Taman makam pahlawan Kalibata. Presiden mengaku sangat kecewa karena tidak boleh  membuka kaca jendela mobilnya atas perintah paspampres. "Dengan berat hati, saya meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian itu. Dan kejadian seperti ini betul-betul tidak enak," tegas SBY.

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku lega atas tertembaknya gembong teroris Noordin M Top. Pasalnya, selama sembilan bulan terakhir,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News