Pengamat: Ganti Kurikulum, Cara Gampang Serap Anggaran
jpnn.com - JAKARTA--Bukan hal baru lagi bila setiap ganti menteri, kebijakannya juga berubah. Demikian pula dengan pergantian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), hampir selalu diikuti dengan ganti kurikulum.
Menurut Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji, perubahan kebijakan itu hanya untuk kepentingan penyerapan anggaran saja.
"Setiap pergantian Mendikbud pasti ada perubahan kurikulum. Padahal kalau ditelaah, isinya itu-itu saja, cuma covernya saja yang berubah," kata Indra, Kamis (18/8).
Pergantian kurikulum, menurut Indra, program paling gampang, tapi paling besar menyerap anggaran. Demikian juga pelaksanaan ujian nasional (UN).
"Kedua program ini paling sering diutak-atik karena pelaksanaannya gampang, anggaran yang terserap paling besar," sergahnya.
Indra menambahkan, mestinya siapapun yang terpilih menjadi Mendikbud harus kaya program karena anggaran yang harus dikelola puluhan triliunan rupiah. Program yang dilaksanakan bukan sekadar ganti cover dan sekadar menghabiskan anggaran.
Dia mencontohkan kurikulum 2013 versi Anies Baswedan. Setelah ditelaah ternyata mirip dengan versi Muhammad Nuh. Padahal anggaran yang digunakan untuk revisi K-13 sangat besar. (esy/jpnn)
JAKARTA--Bukan hal baru lagi bila setiap ganti menteri, kebijakannya juga berubah. Demikian pula dengan pergantian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar