Pengamat: KPU Membuat Terobosan Paling Aneh Sepanjang Sejarah

Pengamat: KPU Membuat Terobosan Paling Aneh Sepanjang Sejarah
Pangi Syarwi Chaniago. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

AKibatnya, kata Pangi, publik tidak mendapatkan informasi yang cukup memadai tentang kandidat sebagai bahan pertimbangan bagi pemilih untuk menentukan pilihan politiknya.

KPU hari-hari ini dihadapkan pada banyak persoalan yang membuat lembaga ini terkesan gagap menghadapi masalah dan kritik dari publik.

"Oleh karena itu, KPU fokus saja pada teknis pemilu seperti kesiapan logistik dan penyelenggaraan pemilu sampai ke tingkat TPS. Untuk debat publik serahkan saja pada ahlinya," jelas Pangi.

Menurutnya, banyak pihak dan lembaga kredibel yang bisa diajak kerja sama, seperti kampus, lembaga penyiaran publik, LSM, organisasi mahasiswa yang sanggup melaksanakan debat publik yang jauh lebih berkualitas dan berkelas.

“Dibandingkan acara debat bercita rasa cerdas cermat, pakai kisi-kisi atau contekan yang diselenggarakan KPU demi menjaga wibawa dan martabat paslon," katanya.

Sekali lagi, kata dia, publik tentu ingin debat pilpres kedua nanti berselancar dengan narasi dan pikiran yang genuine. Publik harus tahu kedalaman isi kepala paslon 01 dan 02. "Maka dari itu (debat) harus mampu menelanjangi isi kepala masing-masing paslon," jelasnya.

Dia menegaskan, tidak ada kisi-kisi atau bocoran pertanyaan. Hentikan membawa contekan atau tablet. Singkirkan meja podium debat. Tidak usah diberi hitungan menit. "Biae saja mengalir, orasi dengan jalan pikiran liar paslon. Moderator hanya membuka, panelis langsung bertanya dengan peryanyaan yang punya daya kejut," katanya.

Dia menambahkan biarkan masing-masing paslon berpetualang dengan otak dan pikirannya sendiri.

Pengamat politik Pangi Sarwi Chaniago meminta KPU tidak lagi memberikan bocoran pertanyaan kepada peserta debat capres 2019 seperti yang dilakukan pada saat debat perdana pada 17 Januari lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News