Pengamat: Pekan Kebudayaan Nasional Hanya Menghabiskan Anggaran

Pengamat: Pekan Kebudayaan Nasional Hanya Menghabiskan Anggaran
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. Foto: Mesya/JPNN.com

Fahmi menegaskan, pemerintah belum mampu mengembangkan budaya Indonesia di era 4.0 yang semakin mengancam generasi muda, yakni serba pragmatis, konsumtif dan kehilangan identitas. Hal ini tentunya tidak perlu dibangun.

"Jadi saya anggap enggak efektif, dan Indonesia belum bahagia," ucapnya.

Ditjen Kebudayaan Kemendikbud akan menggelar PKN pada 7-13 Oktober 2019 di Istora Senayan, Jakarta. PKN dijadikan sebagai ruang bersama yang akan mewujudkan #IndonesiaBahagia.

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, PKN memberikan dampak besar bagi seluruh lapisan masyarakat. Setidaknya ada lima kegiatan utama dalam PKN yaitu kompetisi daerah, kompetisi nasional, konferensi pemajuan kebudayaan, ekshibisi kebudayaan, dan pergelaran karya budaya bangsa.

Hilmar membantah bila PKN tidak efektif. "Kita kan satu masyarakat yang memang senang bermain, karena karakter manusia homo ludens, jadi karakter yang melekat pada kita. Jadi elemen permainan itu kita coba tonjolkan. Kita anggap ini kombinasi yang bagus,” ujar Hilmar.

Kegiatan tersebut lanjutnya, bisa mencari permainan rakyat yang sederhana dan tidak memerlukan peralatan, fasilitas, atau logistik yang rumit.

"Permainan tradisional termasuk dalam objek pemajuan kebudayaan. Kemudian kegiatan Konferensi Pemajuan Kebudayaan akan menjadi ruang pencerahan publik yang bertujuan mempersiapkan perencanaan pembangunan berbasis kebudayaan," tegasnya. (esy/jpnn)


Pekan Kebudayaan Nasional alias PKN terkesan cuma menghabiskan anggaran. Di samping itu tidak tepat PKN disamakan seperti kegiatan PON.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News